Ia juga tak lupa membangunkan rumah untuk orang tuanya yang kini masih tinggal di Sragen.
Sebagai seorang lulusan SMP, Widodo yang kini berusia 36 tahun hidup berkecukupan secara materi.
Ia menyakini keberhasilan yang diraihnya hanya karena ridho Allah serta berada di tempat yang tepat menggeluti perkebunan sawit.
Widodo juga menyakini, mimpi tidak boleh ‘mati’ hanya oleh karena keterbatasan finansial dan tingkat pendidikan yang tidak memadai.
Dalam menapaki kehidupan, ia selalu percaya, dalam setiap langkah berani selalu ada orang-orang yang baik yang siap menolong dan selalu terbuka kesempatan untuk menolong orang lain yang membutuhkan.***