BERITA SUBANG - Komunitas praktisi muda perbankan syariah Indonesia dalam keterangannya, di Jakarta pada Sabtu, 19 Juni 2021 kemarin mengatakan bahwa migrasi rekening Bank Syariah Mandiri (BSM), BNI Syariah (BNISy) dan BRI Syariah (BRISy) ke Bank Syariah Indonesia (BSI) menuai polemik di tengah nasabah.
Ketiga bank syariah BUMN tersebut telah efektif merger menjadi BSI pada Februari lalu dan telah menjelma menjadi bank syariah terbesar nasional. Gabungan aset ketiga bank syariah BUMN tersebut diperkirakan dapat mendongkrak ranking bank menjadi ke-7 terbesar di bilantika perbankan komersial nasional.
Lantas, bagaimana sebenarnya kinerja keuangan ketiga bank syariah yang merger tersebut?
Baca Juga: Migrasi Rekening Bank BSM, BNI Syariah, BRI Syariah ke BSI Menuai Polemik di Tengah Nasabah
Berdasarkan pengamatan laporan keuangan per Desember 2020, hanya BNISy yang labanya turun, sedangkan BSM dan BRISy mencatat pertumbuhan laba.
Dari sisi proporsi, BSM yang sebelumnya merupakan subsidiary dari bank BUMN terbesar di Indonesia, tetap menyumbang nilai laba terbesar dibanding kedua bank syariah BUMN yang dimerger tersebut. Laba terbesar kemudian diikuti BNISy dan BRISy.
Bank Mandiri Syariah (BSM)
PT Bank Syariah Mandiri menorehkan laba bersih Rp1,43 triliun per Desember 2020, naik 12,51 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
Kenaikan laba ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan dan membaiknya rasio pendanaan murah yang dikelola BSM.