Sementara itu, Bank BNI Syariah atau BNISy, membukukan laba bersih Rp505,11 miliar per 31 Desember 2020.
Angka tersebut merupakan penurunan sebesar 16,25 persen dari tahun lalu yang tercatat sebesar Rp603,15 miliar, akibat pencadangan atu provisi karena manajemen mengantisipasi tantangan ekonomi di masa mendatang.
Pembiayaan turun tipis sebesar 1,37 persen menjadi Rp 33,1 triliun dari Rp 32,67 triliun, sedangkan
"Pada tahun 2020, ROA dan ROE BNI Syariah masing-masing sebesar 1,33 persen (2019: 1,60 persen) dan 9,98 persen (2019: 12,74 persen) penurunan sejalan dengan penurunan laba 2020. BOPO sebesar 84,19 persen (2019: 81,71 persen). Terjadi kenaikan NPF dari 3,33 persen pada tahun 2019 menjadi 3,38 persen pada tahun 2020," demikian tulis BNISy dalam laporan keuangan tahun 2020.
ROA adalah Return on Assets, ROE adalah Return on Equity, BOPO merupakan singkatan dari Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan NPF adalah Non-Performing Financing.
BRIsyariah (BRISy)
Terakhir, PT Bank BRISyariah (BRISy) membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 235,14 persen menjadi Rp248 miliar tahun lalu.
Naiknya laba Bank ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan dan dana murah.
Penyaluran pembiayaan sepanjang tahun lalu tercatat sebesar Rp40 triliun atau tumbuh 46,24 persen (year-on-year).
Pertumbuhan pembiayaan yang sangat tinggi tersebut ditopang oleh naiknya pembiayaan dari segmen ritel (SME, Mikro dan Konsumer) sehingga Bank dapat menikmati imbal hasil yang optimal.