Network
BERITA SUBANG- Memasuki Tahun 2021 perekonomian Indonesia masih dibayangi oleh ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 yang masih berkelanjutan. Bahkan, sektor keuangan syariah yang bersinergi dengan sektor perindustrian tentunya juga terkena dampaknya, namun demikian perlu ada strategi baru seperti Shariah First.
Dalam catatan Young Islamic Bankers (YIB) sebagai komunitas para profesional muda perbankan syariah di Indonesia yang berkolaborasi dengan Korps Alumni FoSSEI, mencontohkan pertumbuhan perbankan syariah sebagai anchor industri keuangan syariah hanya tumbuh 1 digit di 2020, dimana sebelumnya mampu tumbuh di atas 15 persen.
BACA Juga: Perbankan Syariah Bidik Kaum Milenial Sebagai Market Size Shariah Digital
Chief Analyst YIB Rudy Widodo mengatakan pertumbuhan perbankan syariah tertekan selama 2020. Pertumbuhan perbankan Syariah di 2020 didukung oleh Qanun Aceh, sebuah Lembaga Keuangan Syariah.
"Qanun menyumbang 41 persen dari pertumbuhan pembiayaan industri." ujar Rudy dalam diskusi webinar terkait outlook Islamic Finance & Industry 2021, Jakarta, Minggu, 31 Januari 2021.
BACA Juga: Bagaimana Para Ibu Mengelola Keuangan Selama Pandemi, Ternyata Seperti Ini Sulitnya
Rudy menyarankan bank-bank syariah untuk menerapkan strategi "Shariah First" agar bisa kembali tumbuh signifikan. Ia menyampaikan data bahwa strategi "Shariah First" yang berarti mengutamakan produk syariah dalam memberi penawaran bagi nasabah telah membuat beberapa Unit Usaha Syariah (UUS) tumbuh signifikan.
"Berdasar POJK Sinergi Perbankan, Bank Umum Syariah (BUS) juga bisa menerapkan strategi Shariah First berkolaborasi dengan bank induknya," tuturnya.
BACA Juga: Begini Susahnya Tagih Pajak Bumi dan Bangunan ke Warga, Ketika Tak Tertagih Bantuan Desa Terhambat
Dalam diskusi Webinar ini juga menyoroti sinergi sektor riil dengan sektor Islamic finance. Ahmad Fauzie Nur, selaku Director of Operations PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) menyebut banyak hal yang bisa disinergikan dengan sektor riil.
