Dia menjelaskan, topografi dari Danau Toba yang merupakan danau vulkanik adalah tanah berpasir dan bebatuan dan berbukit-bukit. Fakta tersebut mengingatkan semua pihak akan besarnya potensi bencana. Maka itu, HKBP terpanggil untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dan hutan.
"Kita menyaksikan tanggung jawab manusia untuk melestarikan semua ciptaan Allah, menentang setiap kegiatan yang merusak lingkungan, seperti membakar dan menebang pohon di hutan atau hutan belantara. Menjaga kelestarian lingkungan hidup dan hutan yang berkesinambungan adalah panggilan kita sebagai warga gereja," tegas dia.
Baca Juga: Dikaitkan Dengan Bencana, Jokowi Dituding Obral Izin, Begini Tanggapan KLHK
Maka itu, HKBP mendesak Pemerintah pusat dan daerah, swasta, serta masyarakat agar sesegera mungkin melakukan langkah-langkah konkret untuk menyelamatkan lingkungan hidup dan hutan di sekitar Danau Toba.
Bagi HKBP, tak ada gunanya Pemerintah melanjutkan pembangunan infrastruktur dan aneka fasilitas umum di sekitar Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, jika masalah lingkungan ini tak dibereskan.
Lebih lanjut, HKBP menyatakan pemerintah pusat dan daerah perlu mengkaji kebijakan yang lebih spesifik untuk menghentikan laju deforestasi. Dan memberi sanksi tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada setiap pihak yang merusak alam.
Selain itu, harus ada upaya mengembalikan fungsi hutan di sekitar Danau Toba sebagai hutan alam untuk menyangga kelestarian dan keindahan Danau Toba, flora dan fauna, serta kesejahteraan masyarakat.
"HKBP berkomitmen untuk menolong korban bencana alam. HKBP juga siap bekerjasama dengan pemerintah pusat dan daerah untuk menjadi mitra menjaga lingkungan hidup dan hutan, sekaligus mendorong dan mengapresiasi program reboisasi yang ramah lingkungan, terencana, dan konsisten," kata dia.***