BERITA SUBANG - Membangun budaya hukum merupakan bagian dari upaya nation character building. Pasalnya Budaya hukum adalah nilai-nilai, sikap serta perilaku manusia dalam kehidupan. Oleh karenanya hukum dan budaya hukum tidak dapat dilepaskan dari proses transformasi menuju masyarakat modern industrial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Demikian disampaikan Ketua Tim Reformasi Birokrasi Kejaksaan RI Setia Untung Arimuladi, saat memberi arahan Pencanangan Pembangunan Zona Integritas pada bidang Jaksa Agung Muda Pembinaan di Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat, 9 April 2021.
"Menjadi ikhlas adalah tugas yang sulit dan tidak mudah, tapi akan dimudahkan saat kita bersungguh-sungguh untuk ingin berubah, yang diharapkan dapat memberikan semangat dan motivasi dalam melakukan perubahan yang lebih baik," ucapnya.
Setia Untung yang juga Wakil Jaksa Agung itu memberikan contoh sebagai parameter untuk melakukan perubahan, misalnya tidak terlambat masuk kantor, tidak masuk kantor tanpa alasan, sering minta ijin tidak masuk kantor, bekerja tanpa program kerja, pulang kantor sebelum waktunya, sering meninggalkan kantor tanpa alasan penting dan bekerja tanpa tanggung jawab.
"Padahal, saat ini seluruh lembaga negara kini berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan yang prima dan transparan demi mewujudkan good governance dan clean government yang bersih dan bebas dari KKN," ungkapnya.
Begitu pula kata dia, dengan Kejaksaan di seluruh satuan kerja diberbagai daerah yang setiap tahun semakin meningkat dan berlomba meraih predikat Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
"Hal ini menunjukkan trend perkembangan yang dapat kita banggakan demi terwujudnya visi Kejaksaan RI yaitu Kejaksaan yang andal, profesional, inovatif dan berintegritas dalam pelayanan sebagai perwujudan visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden yakni Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan goong royong," tegasnya.
Karena itu, motivator peraih zona integritas WBK-WBBM dilingkungan Badiklat RI 2018 dan 2019 ini diperlukan sumber daya manusia yang professional, berintegritas, bekerja keras, berkomitmen dan bekerja sama dengan seluruh lapisan.
Baca Juga: Wakil Jaksa Agung Setia Untung Evaluasi Kinerja Para Jaksa, Ada Apakah?
Didepan jajaran bidang Pembinaan, Setia Untung mengakui bahwa dalam kehidupan, melakukan suatu perubahan suatu keputusan yang sangat berat untuk memulainya, apalagi membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan sehingga membuat kita bisa terlena di zona nyaman itu.
"Karena itu, kita harus berani dan rela untuk meninggalkan perilaku lama, agar dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan," terang dia.
Lanjut mantan Kajati Jawa Barat itu, hanya mereka yang bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal baru, dan bagi mereka yang mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan terpendam, dengan mengasah keahlian baru dan menatap masa depan penuh keyakinan.
"Karena halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri dan saudaralah sang penguasa atas diri sendiri. Jangan biarkan masa lalu menumpukkan asa dan melayukan semangat kita," ungkapnya.
Setia Untung yang pernah menjadikan Badiklat Kejaksaan sebagai role model agen perubahan menyakinkan bahwa sesuatu bisa terjadi, ketika ada keinginan untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Perubahan pasti terjadi, karena yang abadi di dunia ini adalah perubahan.Change or die! itulah kalimat yang cocok bagi kita yang ingin berubah ke arah yang lebih baik," ujarnya.
Meski, kata dia banyak yang terlena dengan kehidupan yang nyaman tanpa ada tantangan, sehingga terlena dengan keadaan itu, dan tidak jarang kenyamanan itu membuat lupa untuk membuat sebuah perubahan yang lebih baik. Ia pun mengilustrasikan seekor elang yang bisa bertahan hidup, meski
terbang tinggi dengan sayapnya.
"Pernah kah kita belajar terhadap seekor elang yang melakukan perubahan bagi dirinya untuk bertahan hidup. Elang mengajarkan kepada kita bagaimana melakukan perubahan ke arah yang lebih baik itu memerlukan sebuah pengorbanan walau itu menyakitkan," tandasnya.
Sebabnya Setia Untung tegaskan pelaksanaan pembangunan zona integritas jangan dipandang sebagai beban atau keterpaksaan bagi Aparatur Sipil Negara, dalam hal ini jajaran Bidang Pembinaan untuk meraih predikat Zona Integritas WBK
"Jadikanlah pembangunan zona integritas dapat menjadi budaya yang terbangun dengan sendirinya atas dasar kesadaran dan keikhlasan seluruh jajaran bidang Pembinaan," tandasnya.***