Perang AHY vs Moeldoko, Nama Jokowi Terseret di Upaya Kudeta Partai Demokrat, PDIP Tantang Buka-bukaan

- 3 Februari 2021, 10:41 WIB
ANGGOTA DPR dari Fraksi PDIP Masinton Pasaribu.*
ANGGOTA DPR dari Fraksi PDIP Masinton Pasaribu.* /ABDU FAISAL/ANTARA/

BERITA SUBANG - Perang terbuka AHY vs Masinton, yang turut menyeret nama Presiden Joko Widodo, membuat PDIP bereaksi dan langsung menantang buka-bukaan soal tuduhan keterlibatan pihak istana dalam upaya penggulingan Agus Harimurti Yudhoyono dari Ketum Partai Demokrat.

Dalam komentarnya melalui WhatsApp kepada Berita Subang Rabu, 3 Februari 2021, Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu menantang AHY untuk berani menyampaikan secara gamblang pihak yang dimaksud terlibat dalam upaya pendongkelan AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Masinton juga merupakan seorang anggota DPR-RI di Komisi III.

Adalah konferensi pers AHY pada Senin, 1 Januari 2021, yang membuat publik tersentak, setelah ia mengungkapkan laporan dari kader Partai Demokrat yang setia padanya ada gerakan yang berupaya mendongkel dirinya dari tampuk kepemimpinan di partai yang didirikan ayahnya tersebut.

Baca Juga: Perang Terbuka AHY Vs Moeldoko Berlanjut, 10 Tahun Berkuasa SBY Tanam Kuping di Istana

Baca Juga: Perang Terbuka AHY vs Moeldoko: Wasekjen Demokrat Menolak Lupa, Ingatkan Jasa SBY ke Mantan Panglima TNI

Cukup sensitif informasi yang disampaikan, karena AHY menyebutkan selain ada lima kader partai aktif maupun non-partai yang tengah bersekongkol untuk menggulingkan dirinya sebagai pimpinan PD.

Ada identitas yang disebutkan AHY, meski tanpa menyebut nama, yakni ada orang dalam lingkaran kekuasaan Jokowi yang terlibat dalam upaya kudeta di Partai Demokrat.

Merespons hal tersebut, Masinton menjawab agar AHY berani buka-bukaan dan ia menganggap pidatonya mengganggu sistem pemerintahan.

Baca Juga: AHY vs Moeldoko, Heboh Tuduhan Istana Terlibat 'Kudeta' , SBY Sebut dari 3 Golongan Manusia Jangan 'The Ugly'

"Saya berharap Pak AHY menyampaikan secara gamblang siapa orang yang dimaksud dalam pidato tersebut, karena apa yang disampaikan olehnya mengganggu sistem pemerintahan, yang dijalankan oleh presiden Joko Widodo," kata Masinton kepada Berita Subang melalui pesan WhatsApp.

Ia menambahkan pengungkapan AHY tersebut berbahaya untuk Jokowi, karena dapat dianggap Presiden dan Kepala Negara Republik Indonesia saat ini melanggar janjinya untuk menjaga tatanan demokrasi.

"Jangan sampai muncul kalimat bahwa Jokowi melanggar janjinya untuk menjaga tatanan demokrasi saat ini. Kedaulatan sebuah partai politik harus kita hormati," jelas Masinton.

Baca Juga: Perang Terbuka Mayor Purn Agus Harimurti Yudhoyono vs Jenderal Purn Moeldoko, yang Karirnya Melesat Zaman SBY

Memang dalam pidatonya, AHY tak menyebut nama.

Ibarat melempar kail ke kolam ikan, tak lama muncul respons yang mungkin memang dinanti dari kubu AHY.

Jenderal TNI Dr. H. Moeldoko, tokoh militer Indonesia yang kini menjabat Kepala Staf Kepresidenan Indonesia sejak 17 Januari 2018 di Kabinet Kerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo, tiba-tiba menggelar konferensi pers secara virtual.

Baca Juga: Istana Kudeta Demokrat? Baca Pernyataan Lengkap AHY dan Kutipan Penuh Respons Moeldoko Disini

Ia menyerang balik AHY agar jangan cepat menyeret dan menggunakan kata-kata istana. Ia juga menasihati AHY agar jangan baperan, selain juga menjelaskan versi dirinya, terkait pertemuan dengan kader PD yang dicurigai bagian dari upaya pendongkelan AHY.

Ibarat membunyikan genderang perang, meski dibalut dengan bahasa halus, fakta-fakta yang diungkapkan AHY Senin lalu membuat banyak kalangan tersentak.

"10 hari lalu, kami menerima laporan dan aduan dari banyak pimpinan dan kader Partai Demokrat; baik pusat, daerah maupun cabang tentang adanya gerakan dan manuver politik oleh segelintir kader dan mantan kader Demokrat, serta melibatkan pihak luar atau eksternal partai, yang dilakukan secara sistematis," demikian ungkap AHY.

Baca Juga: AHY Sebut Istana Terlibat Kudeta di Partai Demokrat Secara Sistematis, Moeldoko : 'Jangan Ganggu Pak Jokowi'

"Gabungan dari pelaku gerakan ini ada 5 (lima) orang; terdiri dari 1 kader Demokrat aktif, 1 kader yang sudah 6 tahun tidak aktif, 1 mantan kader yang sudah 9 tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai, karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan 1 mantan kader yang telah keluar dari partai 3 tahun yang lalu," tambahnya. 

"Sedangkan non kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan, yang sekali lagi, sedang kami mintakan konfirmasi dan klarifikasi kepada Presiden Joko Widodo," kata AHY lagi.

Siapakah mereka yang ditenggarai bersekongkol menggulingkan AHY dari Partai Demokrat? Baca artikel kami selanjutnya. ***

Editor: Muhamad Al Azhari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah