AHY vs Moeldoko, Heboh Tuduhan Istana Terlibat 'Kudeta' , SBY Sebut dari 3 Golongan Manusia Jangan 'The Ugly'

- 2 Februari 2021, 14:03 WIB
Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dan Mayor (purn) TNI Agus Harimurti Yudhoyono (kanan)
Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dan Mayor (purn) TNI Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) /Kolase Instagram Moeldoko dan AHY (@dr_moeldoko dan @agusyudhoyono)/

BERITA SUBANG - Perang isu 'kudeta' Partai Demokrat semakin ramai, setelah pensiunan tentara berpangkat Mayor berseteru dengan pensiunan Jendral bintang empat, yakni antara Agus Harimurti Yudhoyono dengan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko terkait akan adanya kudeta ke tubuh Partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.

SBY pun ikut menulis di akun Twiternya, namun narasi yang disampaikan SBY apakah membela sang anak yang notabene sebagai Ketua Umum Partai berlambang mercy tersebut, terkait soal kudeta hal itu tidak dijelaskan secara kongkrit.

"Bagi Siapapun yang memegang kekuasaan politik, pada tingkat apapun, banyak cara berpolitik yang lebih bermoral dan lebih beradab," cuit S.B Yudhoyono melalui akun @SBYudhoyono, yang dikutip beritasubang.pikiran-rakyat.com, Jakarta, Selasa, 2 Februari 2021.

BACA Juga: Perang Terbuka Mayor Purn Agus Harimurti Yudhoyono vs Jenderal Purn Moeldoko, yang Karirnya Melesat Zaman SBY

Presiden Ke-6 RI periode 2004-2014 itu pun menambahkan ada tiga golongan manusia, namun dari ketiga golongan yang dimaksudnya dia nampak menyindir agar tidak menjadi golongan manusia jelek dengan tanda kutip di tulisnya "the ugly".

"Ada 3 golongan manusia, yaitu 'the good' (Yang baik) 'the bad' (buruk) dan "the ugly' (jelek). Kalau tidak bisa menjadi 'the good' janganlah menjadi 'the ugly'. SBY," sambung cuitanya.

BACA Juga: Istana Kudeta Demokrat? Baca Pernyataan Lengkap AHY dan Kutipan Penuh Respons Moeldoko Disini

Nampaknya SBY tengah curhat melihat kehebohan sang anak AHY yang membeberkan kepada media telah menerima laporan akan adanya pergerakan 'kudeta' di Partai Demokrat yang diduga dilakukan secara sistematis oleh pihak istana.

AHY menyebutkan mereka yang terlibat 'kudeta' yakni satu kader Demokrat aktif, satu kader yang sudah tidak aktif selama enam tahun, satu eks kader Demokrat yang sudah diberhentikan secara tidak hormat sembilan tahun yang lalu akibat menjalani hukuman korupsi dan "satu mantan kader yang telah keluar dari partai tiga tahun yang lalu".

Halaman:

Editor: Edward Panggabean


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x