Modus Para Pelaku Human Trafficking dalam Menjerat Korbannya

21 Februari 2023, 09:40 WIB
Noèmie Kurta dan Trigo Neo Starden /Beritasubang.com/

 

BERITASUBANG.COM - Noèmie Kurta Penulis dalam bidang Keamanan dan Teknologi berkebangsaan Prancis mengungkapkan para pelaku human trafficking dalam menjerat korbannya

Menurut dia, agar niat jahatnya tidak terendus, para pelaku kerap memberikan janji manis dan menyenangkan kepada korban.

"Para pelaku ini memberikan janji-jani manis kepada korban seperti gaji yang besar, pekerjaan yang mudah dan lainnya. Akan tetapi semua janji mereka itu tak akan pernah terbukti," katanya dalam pertemuan melalui Zoom Meeting pada Sabtu, 18 Februari 2023 kemarin.

Baca Juga: Satu Pekerja Migran Indonesia Ilegal Dihargai Rp60-80 Juta, BP2MI Sinyalir Tindak Pidana Perdagangan Orang

Ketika sudah diterima kerja, para pelaku perdagangan orang ini tidak segan-segan meminta bahkan menahan KTP, Paspor atau dokumen penting milik korban.

"Ketika sudah bekerja pelaku akan menahan KTP, Paspor dan dokumen penting milik korban dengan berbagai alasan," tuturnya.

Menurutnya, masyarakat baik orang tua, anak-anak, terlebih anak gadis yang ingin bekerja di luar negeri penting untuk mengetahui berbagai modus pelaku human trafficking yang kini tidak lagi dilakukan secara konvensional tapi melalui media sosial.

Baca Juga: Loker di Malaysia Bagi TKI atau PMI, Menaker Ida Fauziah Teken MoU dengan Menteri Sumber Manusia Malaysia

Noèmie Kurta tidak menyebutkan berapa jumlahnya, namun ia memastikan sebagian besar media sosial digunakan para pelaku untuk menjerat korban.

"Pelaku human trafficking tidak lagi bertatap wajah atau bertemu secara langsung tapi sekarang melalui media sosial. Kini sudah ada sekitar 70 persen sosial media fiktif digunakan untuk menjerat para korban," ujarnya.

Di kesempatan yang sama, diaspora Indonesia di Inggris yang gencar mengkampanyekan persamaan hak bagi masyarakat penyandang disabilitas di dunia kerja dan memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan di Indonesia dan dunia yakni Trigo Neo Starden mengatakan, isu human trafficking harus terus disuarakan agar masyarakat Indonesia selalu waspada, sehingga bekerja di luar negeri tidak hanya kelihatan yang baik-baiknya saja.

Baca Juga: LSM Perempuan dan Anak Ungkap Kejanggalan Seputar Predator Seks Herry Wirawan

"Masyarakat harus mengetahui dan menyadari ini, bekerja di luar negeri yang kelihatan tidak hanya yang enak-enaknya saja," katanya.

Ia pun tidak menyebutkan jumlah kasusnya, tapi human trafficking yang kini terjadi tidak melulu mengenai pekerja sex dan pelacuran. Human trafficking juga terjadi di bidang pekerjaan formal.

"Ini yang paling mutlak salah, kalau kita bilang human trafficking berhubungan dengan sex dan pelacuran. Seperti di Inggris, kasus human trafficking sering menimpa pekerja di perkebunan dengan sistem kerja paksa dan gaji yang tidak sesuai," tuturnya. ***

Editor: Tommy MI Pardede

Tags

Terkini

Terpopuler