Kontroversi Kitab Kuning Versi Muhammad Kece Serta Penjelasan Para Ahli

- 24 Agustus 2021, 09:01 WIB
Ilustrasi membaca kitab kuning
Ilustrasi membaca kitab kuning /ARAHKATA/Doc. vecteezy.com

Baca Juga: Jaga Ketenangan Ruang Digital, Kominfo Putus Akses YouTube dan TikTok Muhammad Kece


1. Azyumardi Azra

Menurut Azyumardi Azra (2002) mengartikan bahwa kitab kuning adalah kitab yang dulunya ditulis atau dicetak di atas kertas berwarna kekuning-kuningan.

2. Imam Bawani

Berbeda dengan pendapat Imam Bawani (1990) yang mengartikan kitab kuning sebagai kitab gundul. Dikatakan gundul karena tidak memiliki harakat seperti halnya Al Quran yang ada tanda baca seperti fathah, kasrah, dhammah dan sukun.

Sehingga kalimat per kalimat dapat dipahami secara menyeluruh. Imam Bawani juga menyebutkan bahwa kitab kuning sebagai kitab warisan abad pertengahan Islam, dan banyak digunakan di pesantren-pesantren.

3. Martin Van Bruinessen

Kitab kuning menurut Martin Van Bruinessen diartikan sebagai kitab klasik yang ditulis sudah berabad-abad yang lalu menggunakan bahasa arab, dan sering digunakan untuk buku pedoman di pesantren-pesantren.

4. Masdar F. Mas’udi

Masdar F. Mas’udi mendefinisikan pengertian kitab kuning sebagai pandangan hidup ulama. Disebutkan bahwa kitab kuning mengalami terminologi. Setidaknya ada tiga terminologi sebagai berikut.

Halaman:

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah