Lika Liku Perjuangan Charless Babbage, Penemu Komputer Pertama di Dunia Asal Inggris, Otaknya Kini Dimuseumkan

7 April 2021, 08:38 WIB
Charles Babbage, penemu komputer pertama /Foto: abulyatama.ac.id/



BERITA SUBANG - Kisah penemuan komputer berawal dari Inggris dan dunia kini mengenal sosok bernama Charles Babbage sebagai "Bapak Komputer", karena gagasannya terkait prinsip kerja komputer telah merubah cara hidup umat manusia.

Buat kalian yang mengenal komputer canggih, mulai dari desktop, laptop, dan notepad, bentuk komputer ratusan tahun silam jauh dari fisik yang kita lihat saat ini.

Memang, banyak ilmuwan penting yang diakui punya peranan penting dalam pengembangan komputer selain Charles Babbage, diantaranya Henry Edward, Alan Turing, Konrad Zuse, dan Edward Roberts.

Namun, dari nama tersebut, Charles Babbage diakui sebagai sosok yang paling berpengaruh terhadap prinsip cara kerja komputer yang kita ketahui saat ini.

Kisahnya berawal pada 1822 silam, ketika ia menciptakan mesin dengan tujuan membantu perhitungan aritmetika.

Adalah metode ini yang menjadi fondasi pemikiran cara kerja komputer yang kita kenal hingga saat ini.

Pria kelahiran 26 Desember 1791 ini dinobatkan sebagai 'Bapak Komputer' dan namanya tertoreh secara abadi di banyak buku akademis, dan jurnal karya ilmiah.

Baca Juga: Lima Fitur Windows 10 yang Harus Anda Gunakan

Namun, siapa sangka masa kecil Charles Babbage ternyata ia pernah terkena penyakit mematikan dan terpaksa harus bersekolah dari rumah?

Ketika Charles Babbage berumur sekitar delapan tahun, ia mengidap suatu penyakit yang dokter pada saat itu tidak dapat mengidentifikasi penyakit tersebut. 

Diceritakan, bahwa penyakit misterius tersebut nyaris merenggut nyawanya. Karena daya tahan tubuhnya ringkih, Babbage pun terpaksa harus bersekolah dari rumah.

Mundur dari sekolah grammar King Edward VI di wilayah South Devon, Inggris sekitar 1808-an, penyakit misterius yang diidapnya memaksanya belajar secara privat.

Namun akhirnya Babbage berhasil sembuh dan kembali sekolah secara normal di akademi Holmwood, Middlesex, Inggris.

Memang, sejak sekolah, kecintaannya terhadap matematika sudah besar.

Melanjutkan ke kampus Trinity yang merupakan kampus dibawah naungan Universitas Cambridge pada 1810, kemudian ke kampus Peterhouse pada 1812, Charles Babbage menorehkan prestasi gemilang dengan menjadi mahasiswa matematika terbaik dan lulus pada 1814.

Uniknya, karena sangat suka matematika dan ia sering menghabiskan waktunya belajar di perpustakaan, ternyata Babbage dikabarkan sempat bosan dengan teori matematika yang dipelajari dari kampusnya.

Baca Juga: Buat Pecinta Komputer Apple Mac, Ini Keunggulan, Berikut Panduan Instalasi Sistem MacOS Big Sur

Mungkin karena otaknya terlalu puntar, ia merasa suntuk dengan semua teori matematika yang dipelajarinya dari kampus dan atas dasar kekecewaannya itu, Babbage lantas membuat kelompok matematika bernama Analytical Society pada 1812 untuk membahas lebih dalam soal matematika.

Matematika memang kala itu diakui sebagai disiplin ilmu yang dapat menyelesaikan banyak persoalan di berbagai sektor industri, termasuk permesinan, navigasi hingga arsitektur. 

Menurut Charles Babbage, solusi matematika dengan metode dan tabel penghitungan kala itu sangat membuang waktu. Dan akibat tidak efisien, banyak biaya yang harus terbuang dalam banyak hal.

Bermodalkan semangat tersebut, Babbage merancang sebuah alat yang diharapkan dapat menyelesaikan persoalan matematika melalui mesin pada 1819.

Dinamakan "Difference Engine", Babbage baru berhasil merampungkan alat tersebut tiga tahun kemudian. Alat inilah yang sering disebut sebagai komputer pertama di dunia. Ingin lihat bentuknya? Kira-kira seperti ini:

Inilah penampakan komputer pertama dunia


Meskipun bentuknya jauh dari mesin komputer canggih kita, prinsip kerja mesin diatas ternyata masih sama dengan komputer modern, yakni bertugas melakukan komputasi, alias penghitungan angka.

Konon, berat Difference Engine 0 diketahui mencapai  belasan ribu kilogram dan tingginya melebihi orang dewasa dengan tinggi lebih dari dua meter.

Tidak pakai listrik, mesin ini ternyata dioperasikan menggunakan engkol pegangan yang diputar secara manual untuk menyelesaikan persoalan matematika. Wow, makin penasaran bukan?

Pemerintah Inggris sempat membiayai pengembangan mesin ini pada 1823, dan menginjeksi dana hingga 1.700 Poundsterling agar Charles Babbage dapat memperbaiki di versi selanjutnya.

Akhirnya Babbabe berhasil membuat "Difference Engine 1" baru 10 tahun kemudian dengan kecanggihan lebih dari Difference Engine 0 setelah menghabiskan dana 17.000 Poundsterling.

Alat tersebut diketahui tetap masih memiliki banyak kekurangan dan sayangnya pemerintah Inggris menyetop pembiayaan ke Babbage karena sedang mengalami masa sulit.

Tak pantang menyerah, Babbage tidak berhenti memperbaiki mesinnya dan di tahun 1837 ia merancang mesin bernama Analytical Engine dengan tujuan dapat menghitung persoalan matematika yang jauh lebih kompleks.

Sayangnya, Analytical Engine dan Difference Engine 2 tidak dapat dirampungkan hingga ia tutup usia.

Setelah wafat, pemerintah inggris memuseumkan otak dari ilmuwan pintar ini. Ia wafat di tahun 1971 dan memang pernah mewasiatkan untuk mendonasikan otaknya demi keperluan sains ketika ia sudah meninggal.

Para pelajar di Inggris kini sering melihat sisa bagian tubuh Charles Babbage yang separuh otaknya diabadikan di Hunterian Museum di Royal College of Surgeons, London. Separuhnya lagi dipamerkan di Science Museum, London bersama dengan ciptaannya, yakni komputer Difference Engine.

Adalah mesin tersebut dan otak Babbage yang hingga kini mengubah banyak hidup umat manusia. Cek berita komputer lainnya di Berita Subang.

***

Editor: Muhamad Al Azhari

Tags

Terkini

Terpopuler