Gegara Kasus Sambo, Video Lawas Freddy Budiman Setor ke Aparat Viral

- 15 Agustus 2022, 13:02 WIB
Haris Azhar Koordinator Kontras mengungkapkan dugaan keterlibatan aparat dalam bisnis narkoba yang dilakukan Freddy Budiman
Haris Azhar Koordinator Kontras mengungkapkan dugaan keterlibatan aparat dalam bisnis narkoba yang dilakukan Freddy Budiman /@snackvideo

BERITA SUBANG -Publik saat ini terus mengamati dan mengikuti perkembangan tragedi penembakan berdarah yang menewaskan Brigadir J.

Pelaku hingga kini masih dicari. Namun kuat dugaan dilakukan oleh atasannya sendiri.

Sebelumnya, Kamaruddin Simanjuntak, kuasa hukum keluarga Brigadir J membuat pernyataan mengejutkan terkait  dugaan motif pembunuhan anggota polisi bernama lengkap Nopryansah Yosua Hutabarat.

“Ada yang beri informasi ke saya. Ini kaitannya dengan judi dan tata kelola sabu-sabu. Ada bisnis di antara mereka,” ungkapnya di Jakarta pada Rabu 10 Agustus 2022.

Baca Juga: Kolusi Pengusaha dan Polisi Cerita Lama, Sudah Ada Sejak Jaman Orba

Pernyataan Kamaruddin membuat publik terhentak. Masyarakat mulai mencari tahu tentang dugaan adanya konspirasi kejahatan yang dilakukan aparat.

Salah satu video viral diunggah @mad.Jimmi di Snackvideo mengutip Kompas TV.

Dalam video lawas tahun 2016 silam, menceritakan tentang pernyataan Haris Azhar yang kala itu menjabat sebagai Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) tentang pernyataan gembong narkoba Freddy Budiman.

Baca Juga: Ahmad Sahroni: Beking-Bekingan Masih Kuat di Institusi Polri

Haris Azhar mengungkapkan dugaan keterlibatan aparat dalam bisnis narkoba yang dilakukan Freddy Budiman, terpidana mati yang telah dieksekusi.

Freddy sudah dieksekusi mati di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, karena keterlibatannya dalam kasus narkoba. Namun cerita tentang Freddy tidak berhenti begitu saja.

Haris mengaku mendapatkan cerita tersebut ketika mengunjungi Freddy di Lembaga Pemasyarakatan Besi, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah pada 2014.

Baca Juga: Cek Fakta, Luhut Perintahkan Kabareskrim Tuntaskan Kasus Sambo, Sikat Habis Hingga ke Atas

Haris mengungkapkannya, pengakuan Freddy yang ditulisnya dalam bentuk surat dan dikirimkan kepada juru bicara Presiden saat itu yakni Johan Budi, namun tidak mendapatkan tanggapan.

Menurut Haris, Freddy mengaku kepadanya bahwa dia bukanlah bandar narkotika melainkan operator penyelundupan. Bosnya ada di China. Setiap kali akan membawa barang masuk ke Indonesia kata Haris , Freddy selalu menghubungi oknum aparat kepolisian, Badan Narkotika Nasional (BNN) serta petugas bea dan cukai.

Haris mengatakan selama Freddy beberapa tahun menyelundupan narkoba, ia telah memberi uang Rp450 milliar ke BNN, Rp90 milliar ke pejabat tertentu di Mabes Polri.

Bahkan menurut Freddy kata Harris, bapak beranak dua itu menggunakan fasilitas mobil TNI bintang 2 di mana sang jenderal duduk disamping Freddy ketika menyetir dari Medan sampai Jakarta dengan kondisi di bagian belakang penuh dengan barang narkoba.

Baca Juga: Kamaruddin Minta Kapolri Dalami Konspirasi Kode 303 Judi Online Bareng TNI

"Untuk keterangan Freddy Budiman seperti BNN,Polri, TNI, Bea cukai, itu memang bukan kebijakan organisasi tapi memang ada orang di dalam institusi yang menggunakan kewenangannya, Orang-orang ini juga bisa dapat gambaran yang setimpal mengkhianati untuk mengambil keuntungan lebih jauh ddari bisnis narkoba," ungkap Haris Azhar.

Haris Azhar menambahkan Freddy juga sempat berangkat dengan petugas BNN ke China untuk melihat pabrik narkoba di China.

Bongkar Kasus Lama

Sementara itu, terdakwa kasus penganiayaan Irjen Napoleon Bonaparte merespon penetapan Irjen Ferdy Sambo yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kematian Brigadir J.

Menurut Napoleon Bonaparte, saat ini masih ada anggota kepolisian yang bersikap baik dan bertindak sesuai dengan hati nurani.

"Pengumuman dua hari lalu, itu membuktikan bahwa tidak semua polisi itu brengsek, masih ada polisi yang mempunyai nurani,” kata Napoleon Bonaparte, di pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis, 11 Agustus 2022.

Baca Juga: Menguak Bong Alias RBT, Diduga Bos Judi Online Konsorsium 303, Sohib Coklat

Napoleon Bonaparte memberikan apresiasi terhadap Polri yang sudah berani membongkar insiden pembunuhan Brigadir Yoshua alias Brigadir J.

Napoleon menilai, Polri sudah mau memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukan pada masa lalu.

"Saya mengapresiasi keluarga besar Yoshua dan para penasehat hukumnya, saya juga mengapresiasi para senior," tutur Napoleon.

"Saya juga mengapresiasi kepada media dan seluruh netizen yang sudah memberikan seruan dengan keras sehingga membuat Polri mau terbuka, Polri mau melakukan penyelidikan ulang dan bahkan mau memperbaiki kesalahan yang telah dilakukannya terdahulu," tambah Napoleon.

Baca Juga: Ratusan Petani dan Emak-emak Milenial Berkerumun Dirumah Kelahiran Moeldoko di Kediri, Ada Apa!

Dengan terungkapnya kasus ini, Napoleon menyebut bahwa ini juga bisa dijadikan momen awal sebagai titik balik lembaga institusi Polri.

Setelah kasus Brigadir J, Napoleon menuturkan bisa saja polisi berupaya membongkar lagi skenario-skenario peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya dan belum terbongkar.***

"Saya juga menyampaikan momen kasus ini bisa menjadi momentum awal untuk membongkar skenario dalam peristiwa-peristiwa lain yang terjadi sebelumnya," pungkas Napoleon.

Dapatkan berita terkini, informasi terbaru dan kabar terkini dari BeritaSubang.com melalui Google News.

***

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x