Baca Juga: Rekrutmen Guru ASN PPPK 2022: Pemerintah Membuka 758 Ribu Formasi Guru, Buruan Cek Infonya di Sini
Melalui tahapan pengawasan, ia dapat memeriksa sejauh mana kemampuan guru dalam mengembangkan modul ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran, termasuk asesmen diagnostiknya. Dalam pengembangan modul ajar, Yuyun memberikan pemahaman dan pelatihan pada guru untuk memanfaatkan akun belajar.id.
Mulai dari membimbing mereka satu persatu untuk mengunduh dan menggunakan aplikasi Merdeka Mengajar.
"Dari sini, mereka mencoba menggunakan seluruh fitur dalam aplikasi tersebut dan mereka diminta untuk memberikan testimoni. Saya katakan pada mereka bahwa tidak harus membuat sendiri perangkat ajar, banyak yang bisa dimanfaatkan dari platform Merdeka Mengajar. Boleh dipilih, mana yang sesuai, silakan diadopsi,” terangnya.
Ada yang sempat ragu
Sebelumnya, Guru SD Negeri 5 Rabangodu Utara, Erdin Putra Fajar sempat mengaku awalnya ia belum begitu paham dengan model implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Oleh karenanya, ia sempat ragu untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Namun, ia merasa terbantu dengan adanya platform Merdeka Mengajar.
"Saya sering berselancar di platform Merdeka Mengajar, saya menonton video-video inspiratif terkait pembelajaran berdiferensiasi dan modul ajar yang sudah disediakan. Dari sini, kemudian saya menggali lagi kemampuan saya untuk mendesain pembelajaran-pembelajaran yang bisa mengakomodir tiga karakteristik dari gaya belajar peserta didik,” terang Erdin.
Acara Sapa GTK episode kedua ini turut menghadirkan Dirjen GTK, Iwan Syahril; Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo; Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Zulfikri Anas; serta Tim Platform Merdeka Mengajar, Lasty Devira Kesdu.
***