Ini Kisah Inspiratif Kepala Sekolah dan Para Guru Menerapkan Kurikulum Merdeka, Sempat Ragu Sebelumnya

- 14 April 2022, 18:47 WIB
Dok. GTK Kemdikbud
Dok. GTK Kemdikbud /

BERITA SUBANG - Pada sebuah acara Sapa GTK episode kedua yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Guru dan tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dibahas praktik baik implementasi Kurikulum Merdeka dan platform Merdeka Mengajar pada Sekolah Pelaksana Program Sekolah Penggerak (PSP) Angkatan 1.

Dikutip dari gtk.kemdikbud.go.id (GTK Kemdikbud), Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pontianak, Yuyun Yuniarti dan Guru SD Negeri 5 Rabangodu Utara, Erdin Putra Fajar yang merupakan perwakilan dari guru yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar di sekolahnya mengungkapkan kisahnya.

Yuyun Yuniarti yang sekolahnya merupakan pelaksana program Sekolah Penggerak menceritakan bahwa praktik baik utama yang mereka terapkan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di sekolah adalah budaya merefleksi dan berkolaborasi baik dengan guru dan orang tua.

Refleksi, jelasnya merupakan upaya untuk melihat kekuatan yang ada di sekolah, termasuk pemberdayaan dari kekuatan tersebut serta upaya mengatasi kendala yang dihadapi oleh pendidik.

Baca Juga: Ini Terobosan Seleksi Guru ASN PPPK dan Merdeka Belajar dari Kemendikbudristek, Dibuka 758.018 Formasi di 2022

"Diawali dengan kegiatan merefleksi itu, kami dapat masukan dari Bapak/Ibu guru bagaimana untuk lebih bisa memahami paradigma pembelajaran yang baru dan juga asesmennya," terang Yuyun di hadapan 4 ribu peserta yang hadir secara daring pekan lalu, 30 Maret 2022.

Dari hasil refleksinya tersebut, Yuyun menginisiasi pelatihan yang diselenggarakan di sekolah (in-house training) bagi seluruh guru di sekolahnya.

Hal ini bertujuan untuk lebih menekankan prinsip-prinsip pembelajaran dan asesmen. Kesempatan itu juga menjadi ajang bertukar pikiran dengan para guru tentang kriteria prinsip-prinsip pembelajaran berdiferensiasi.

"Strategi yang saya jalankan dalam membimbing guru dengan Layanan Pembimbingan Pemantauan Kontrol dan Supervisi (LP2KS). Dengan strategi ini kami bisa memantau sejauh mana Bapak/Ibu guru merancang pembelajaran yang berdiferensiasi yang berpihak pada peserta didik. Pembimbingan itu dilakukan secara kelompok dan individual, dilanjutkan dengan pengawasan (controlling),” kata Yuyun yang sudah 11 tahun menjabat sebagai kepala sekolah.

Halaman:

Editor: Muhamad Al Azhari

Sumber: Kemdikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x