Presiden Jokowi Minta Rakyat Kritik Pemerintah, Rocky Gerung : “Setelah Ngomong Kebebasan Ditunggu UU ITE”

- 10 Februari 2021, 19:01 WIB
Rocky Gerung Pengamat Politik
Rocky Gerung Pengamat Politik /Foto : Screenshot akun Instagram @rockygerung.ofc/
 
 
BERITA SUBANG – Presiden Joko Widodo belum lama ini meminta masyarakat Indonesia untuk mengkritik pemerintah, terutama dalam hal pelayanan publik.

Hal tersebut dilontarkan Jokowi dalam kesempatan Peluncuran Laporan Tahunan Ombudsman RI Tahun 2020 pada Senin, 8 Februari 2021 kemarin.

Baca Juga: Pemerintah Bubarkan FPI, Fadli Zon Sebut Tindakan Otoriter, Rocky Gerung Bilang Konstitusi Dibunuh

“Masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik, atau masukan, ataupun potensi maladministrasi dan para penyelenggara pelayanan publik juga harus terus meningkatkan upaya perbaikan-perbaikan,” ungkap Jokowi.

Terkait pernyataan Jokowi itu, Pengamat politik Rocky Gerung menilai hal ini merupakan sinyal bahwa itu anti kritik.

Baca Juga: Jokowi Kesal Ternyata Kebijakan PPKM Kurang Tegas

“Padahal di saat yang sama, dia suruh orang untuk perkarakan si pengeritik. Itu Paradoks,” tegas Rocky  seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal youtube Rocky Gerung Official Rabu, 10 Februari 2021.

“Jadi Presiden Jokowi kupingnya dua-duanya hanya ingin memperoleh kritik yang ujungnya adalah memuji. Kalau dia konsisten, dia bicara di depan publik, di belakangnya ada pimpinan-pimpinan lembaga tinggi negara dan dia umumkan bahwa ‘tahanan politik tidak boleh diadili, harus dibebaskan. Oleh karena itu kami minta dikritik’,” kata Rocky.
 
Menurut Rocky, Jokowi seolah menutup mata akan berbagi kasus pembungkaman kebebasan berpendapat yang selama ini terjadi.

“Jadi seolah-olah bilang silakan kritik, oke, anda boleh ngomong,” lanjut Rocky

“Omongan anda dijamin oleh kebebasan, tapi setelah anda ngomong kami tidak jamin kebebsan anda,” tegas Rocky.
 
 
“Setelah ngomong kebebasannya ditunggu oleh UU ITE, ditunggu oleh Bareskrim,” tutur Rocky

“Jadi apa poinnya? Nggak ada apa-apa itu. Saya sebetulnya hanya ingin memuji bahwa Presiden Jokowi mampu untuk menyembunyikan dendamnya itu melalui kalimat kritikan. Padahal dendamnya itu didelegasikan pada buzzer dan pada tokoh-tokoh yang memang membenci oposisi,” tandasnya.***

 

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah