Warga Tolak Jalan Utama di Kompleksnya untuk Dijadikan Jalan Umum, Bupati Bandung Tegas: Harus Ada Jalan Akses

18 Februari 2023, 21:58 WIB
Dadang Supriatna Bupati Bandung yang akrab disapa Kang DS saat menjadi pembina upacara peringatan sumpah pemuda mengajak generasi untuk membangun peradaban yang unggun /Jurnal Soreang

BERITASUBANG.COM - Bupati Kabupaten Bandung Dadang Supriatna mengomentari fenomena banyaknya warga yang menolak jalan utama di kompleksnya untuk dijadikan jalan umum.

Ketika melakukan audiensi dengan warga dan pengembang perumahan Buah Batu Square, Bupati Dadang dengan tegas mengatakan kompleks perumahan warga di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, harus memiliki akses penghubung antara satu kompleks dengan yang lainnya.

Menurut Bupati, hal tersebut terkait dengan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) yang dikeluarkan sebelum adanya pembangunan perumahan di suatu area.

Baca Juga: Hasil Tes Labkesda Jabar: Bakteri Staphylococcus Aureus Bikin 106 Warga Bandung Barat Keracunan, Dua Meninggal

"Dalam Amdal itu bahwa yang namanya pengembang yang berhimpitan, wajib membuka akses," kata Dadang di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 18 Februari 2023, seperti dilansir ANTARA.

Dadang menyampaikan hal tersebut setelah menggunungnya fenomena warga di perumahan BBS, Desa Cipagalo, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang menolak jalan utama di kompleksnya untuk dijadikan jalan umum bersama kompleks lainnya.

Dadang menjelaskan rencana akses penghubung antarkompleks perumahan tersebut sudah ada sebelum perumahan itu dibangun.

Baca Juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Akan Didukung 72 Perjalanan Kereta Feeder per Hari, Beroperasi Hingga 23.00 WIB

Menurut Bupati, sejumlah kompleks perumahan yang ada di kawasan Ciganitri, akan terhubung ke kompleks lain, untuk bisa mengakses Jalan Bojongsoang atau jalan lain di sekitarnya.

Dadang menilai, penolakan dari warga adalah karena kurangnya informasi dan edukasi dari pengembang (developer) kepada warga yang membeli rumah di kompleks tersebut.

Ia menyarankan agar warga dan pengembang bermusyawarah hingga dapat mencari solusi terbaik demi kemaslahatan seluruh pihak.

Baca Juga: Ervan Adi Nugroho Paramount Sasar Kaum Milenial, Raditya Dan Sisca Kohl Hingga Atta Halilintar Bisa Tergiur!

"Persoalan nanti ke Jalan Logam, atau ke Jalan Bojongsoang, itu solusi yang nanti disepakati," kata dia.

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Warga Buah Batu Square Yuliant Sibaroni mengatakan kepada ANTARA bahwa warga di perumahan itu tidak diberi tahu sejak awal pembelian rumah bahwa akan ada jalan tembus dari kompleks lain ke wilayahnya itu.

Menurut Yuliat, kompleks perumahannya itu merupakan perumahan klaster yang eksklusif.

Sehingga rumah-rumah yang ada di kompleks itu pun tidak menggunakan pagar pembatas rumah.

Baca Juga: Bos Paramount Ervan Adi Nugroho Gandeng Jasamarga Dalam Pengembangan Properti di Barat Jakarta

Dengan adanya jalan tembus itu, menurutnya warga merasa dirugikan. Karena warga memilih membeli rumah di perumahan itu mencari kenyamanan sesuai dengan konsep yang ditawarkan pengembang.

"Kita awal beli rumah ini pun tidak ada informasi dari developer, tapi baru akhir tahun kemarin tiba-tiba ada informasi itu, jadi kita seperti dibohongi. Karena ketika jualan konsepnya tidak ada jalan tembus, karena klaster jadi tertutup dari luar," kata dia.

Pengembang perumahan BBS, Deden, mengatakan pihaknya pun kini masih mencari titik tengah untuk persoalan tersebut.

Tidak tertutup kemungkinan, akan ada jalan tembus alternatif lainnya yang akan dibuat di kompleks tersebut.

Menurutnya jalan tembus itu dibutuhkan karena suatu perumahan masyarakat tidak bisa berdiri secara eksklusif tanpa adanya konektivitas.

"Mungkin yang namanya rencana itu kan harus ada kajian, memungkinkan atau tidak. Terkait konektivitas juga bukan seperti jalan umum, jadi itu jalan bisa diatur jamnya, bisa one way atau apa, dan luasnya juga bisa diatur," kata Deden.

***

Ikuti berita kami melalui Google News

 

Editor: Tommy MI Pardede

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler