Terakhir, PT Bank BRISyariah (BRISy) membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 235,14 persen menjadi Rp248 miliar tahun lalu.
Ketiga Bank BUMN yang disingkat BSI itu menurut ahli ditopang karena pertumbuhan dan dana murah.
Baca Juga: Migrasi Rekening Bank BSM, BNI Syariah, BRI Syariah ke BSI Menuai Polemik di Tengah Nasabah
Meski diatas kertas pertumbuh laba naik, namun bagi nasabah dananya terkesan terkuras meski nilainya kecil pernasabah. Sebagai contoh kata Kindy seyogyanya BSI memberikan subsidi transaksi di ATM BNI atau BRI, maupun saat transfer ke rekening BNI atau BRI.
Apalagi fitur gratis rekening BSI di luar jaringan BSI hanya tarik tunai di ATM Mandiri. Selain itu, adanya saldo minimum Rp 50 ribu juga dikeluhkan.
"Hal ini merupakan risiko strategik dan risiko reputasi bagi BSI," tuturnya.
Dia menilai risiko strategik karena strategi migrasi hanya melingkupi operasional migrasi, namun tidak strategi produk dengan melakukan best effort guna meminimalisir perubahan fitur dan benefit.
Akademisi dan konsultan di bidang keuangan syariah Hendro Wibowo menambahkan seharusnya tim merger BSI mengkaji lebih dalam dampak migrasi yang ditimbulkan. Menyusul, banyak online seller maupun konsumen e-commerce yang mengeluhkan.
"Tadinya sudah merasa nyaman dengan BNISy yang dimudahkan dengan banyaknya e-commerce dan toko online yang menerima rekening dan virtual account BNI, sehingga biaya transaksinya gratis. Hal ini harus dijadikan masukan perbaikan bagi tim merger BSI," tandasnya.***