Laba BSI, Hasil Merger Tiga Bank Syariah BUMN Naik di Q1 2021, Nasabah Migrasi, Namun Keluhkan Biaya Transfer

- 20 Juni 2021, 08:19 WIB
Ilustrasi mesin ATM
Ilustrasi mesin ATM /Foto: beritasubang.pikiran-rakyat.com/Edward Panggabean/

BERITA SUBANG - Bergabungnya tiga Bank Syariah di tubuh BUMN menjadi satu dibawah bendera Bank Syariah Indonesia (BSI) menuai keluhan bagi para nasabah terkait migrasi tiga Bank Syariah itu yakni Bank Syariah Mandiri (BSM), BNI Syariah (BNISy) dan BRI Syariah (BRISy) yang tidak lagi gratis.

Young Islamic Bankers (YIB) sebuah komunitas praktisi muda perbankan syariah Indonesia menilai banyak keluhan yang terjadi dalam proses migrasi dari ketiga Bank tersebut pasalnya adanya downgrade fitur rekening yang dirasakan khususnya oleh nasabah ex BNISy.

"Dari pengamatan kami di medsos maupun dari kerabat dekat, kebanyakan keberatan karena menu transaksi di ATM BNI tidak lagi full menu, tidak lagi gratis transfer dari/ke rekening BNI, dan tidak lagi bisa bertransaksi di cabang BNI," ujar Chief Strategy YIB Kindy Miftah dalam keterangannya, Jakarta, Minggu, 20 Juni 2021.

Berapa laba BSI pada kuartal 1 2021 lalu? Cek pada artikel di bawah ini:

Baca Juga: Migrasi Nasabah Tiga Bank BUMN Syariah ke Bank Syariah Indonesia Berpolemik, Berapa Laba BSI Q1 2021 ?

Kendati dikeluhkan nasabah pihak Bank Syariah itu tak membuat surut pencapaian laba, pasalnya berdasarkan pengamatan laporan keuangan per Desember 2020, hanya BNISy yang labanya turun, sedangkan BSM dan BRISy mencatat pertumbuhan laba meroket meski ditengah pandemi.

Baca Juga: Migrasi Rekening ke BSI Disebut Bermasalah, Ini Performa 3 Bank Syariah BUMN Sebelum Merger Februari Lalu

PT Bank Syariah Mandiri menorehkan laba bersih Rp1,43 triliun per Desember 2020, naik 12,51 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, Bank BNI Syariah atau BNISy, membukukan laba bersih Rp505,11 miliar per 31 Desember 2020.

Terakhir, PT Bank BRISyariah (BRISy) membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 235,14 persen menjadi Rp248 miliar tahun lalu.

Ketiga Bank BUMN yang disingkat BSI itu menurut ahli ditopang karena pertumbuhan dan dana murah.

Baca Juga: Migrasi Rekening Bank BSM, BNI Syariah, BRI Syariah ke BSI Menuai Polemik di Tengah Nasabah

Meski diatas kertas pertumbuh laba naik, namun bagi nasabah dananya terkesan terkuras meski nilainya kecil pernasabah. Sebagai contoh kata Kindy seyogyanya BSI memberikan subsidi transaksi di ATM BNI atau BRI, maupun saat transfer ke rekening BNI atau BRI.

Apalagi fitur gratis rekening BSI di luar jaringan BSI hanya tarik tunai di ATM Mandiri. Selain itu, adanya saldo minimum Rp 50 ribu juga dikeluhkan.

"Hal ini merupakan risiko strategik dan risiko reputasi bagi BSI," tuturnya.

Dia menilai risiko strategik karena strategi migrasi hanya melingkupi operasional migrasi, namun tidak strategi produk dengan melakukan best effort guna meminimalisir perubahan fitur dan benefit.

Baca Juga: Migrasi Rekening ke BSI Disebut Bermasalah, Ini Performa 3 Bank Syariah BUMN Sebelum Merger Februari Lalu

Akademisi dan konsultan di bidang keuangan syariah Hendro Wibowo menambahkan seharusnya tim merger BSI mengkaji lebih dalam dampak migrasi yang ditimbulkan. Menyusul, banyak online seller maupun konsumen e-commerce yang mengeluhkan.

"Tadinya sudah merasa nyaman dengan BNISy yang dimudahkan dengan banyaknya e-commerce dan toko online yang menerima rekening dan virtual account BNI, sehingga biaya transaksinya gratis. Hal ini harus dijadikan masukan perbaikan bagi tim merger BSI," tandasnya.***

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah