Ahli Forensik Sumy Hastry Jadi Harapan Masyarakat untuk Ungkap Kasus Pembunuhan Subang

13 Oktober 2021, 19:00 WIB
Ahli Forensik Polri Kombes Sumy Hastry Purwanti optimistis tidak lama lagi pelakunya akan segera terungkap. /Tangkapan layar Instagram @@hastry_forensik /

 

BERITA SUBANG - Pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang hingga hari ke 57 belum juga terungkap.

Lambannya penanganan kasus itu membuat masyarakat mulai terbawa sejumlah opini.Bahkan opini berbau mistis yang merupakan pendapat paranormal juga punya porsi pemberitaan besar di media massa.

Hal itu, tidak terlepas dari “miskinnya” informasi yang diberitakan aparat penegak hukum dalam mengupdate fakta penyelidikan di lapangan.

Aparat penegak hokum terkesan “gagap” dan tidak professional dalam menangani kasus ini.

 Baca Juga: Tiga Kasus Pembunuhan Sadis di Subang Ini Masih Misterius, Salah Satunya Terjadi 2018

Bahkan, ketika media mengupfate perkembangan kasus ini, terkesan aparat punya jawaban standar. “Kasus ini masih didalami”, “Alat bukti belum cukup”, “Kami masih butuh waktu” serta jawaban lain yang tidak mengudpate hasil penyidikan.

Akibatnya, fakta pembunuhan yang seharusnya bisa diungkap secara kronologisnya, kini berubah menjadi kisah horor penuh dengan bumbu goib.

Cerita soal pemanggilan arwah untuk dimintai konfirmasi terkait pembunuhan itu, lebih mendominasi dibandingkan fakta temuan polisi di lapangan.

Namun demikian, salah satu harapan masyarakat agar kasus ini segera terungkap ada di tangan Ahli Forensik Kombes Sumy Hastry.

Belum lama ini, Sumy Hastry sempat memberikan sinyak kalau pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang akan segera terungkap dalam waktu dekat.

Baca Juga: Danu Beri Penjelasan Soal Puntung Rokok di TKP Pembunuhan Subang

Hal ini karena sudah banyak barang bukti dan alat bukti yang ditemukan penyidik selama lebih dari satu bulan berjalan ini.

Hanya saja, ia meminta seluruh masyarakat untuk bersabar dan mendukung seluruh proses kinerja yang dilakukan petugas gabungan.

Hal itu diungkapkan Sumy Hastry beberapa jam setelah melakukan autopsi ulang jenazah korban pembunuhan di Subang, Jawa Barat pada Minggu 3 Oktober 2021.

Dokter berpangkat Kombes Pol ini akrab disapa dokter Hastry optimistis tersangka pembunuhan sadis ibu dan anak di Subang akan terungkap.

"Alhamdulillah, ini baru selesai TKP Subang. Pasti terungkap," tulis dr Sumy Hastry Purwanti dalam Insta Story-nya.

 Baca Juga: Polisi Sudah Kantongi Pelaku Pembunuhan Subang, Sosok Wanita Bergamis Masih Misterius

Ada beberapa alasan mengapa masyarakat harus menaruh harapan kepada dr. Sumi Hastry PurwantI yang melakukan autopsi ulang jenasah terhadap jenazah korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

Pertama Sumi Hastry Purwanti merupakan dokter professional di kepolisian. Dokter yang kerap disapa Hastry ini, merupakan polisi wanita pertama yang menjadi dokter forensik.

Keterampilan Hastry pun kabarnya telah teruji dalam banyak peristiwa-peristiwa besar.

 Dari akun Instagram @hastry_forensik, Hastry membagikan foto ia tengah berada di Polres Subang.

Kemudian Hastry juga mengunggah video saat di makam Tuti dan Amalia. Menurut Hastry, diperlukan waktu 3 jam untuk otopsi.

 Ia juga menyebutkan pihak keluarga tidak melihat proses otopsi

 "Selesai nih. TKP Subang pasti terungkap. Sampai kapan? Entar lanjut malam lagi," ucapnya di insta story.

Proses otopsi ini dilakukan untuk mendalami bukti-bukti yang mengarah pada pelaku.

Demi kemanusiaan. Almarhumah menunggu dan dia tenang di sana," ujar Hastry.

 Baca Juga: Yosef Desak Kepolisian Ungkap Kasus Pembunuhan Subang

Hastry mulai fokus pada bidang forensik saat terlibat dalam operasi di tempat kejadian pembunuhan tahun 2000. Saat itu, belum ada polwan yang menjadi dokter forensik.

Perempuan kelahiran 23 Agustus 1970 itu menjadi perempuan pertama dari anggota tim forensik asal Indonesia. Ia juga bergabung dalam berbagai operasi tim Identifikasi Korban Bencana atau Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

Tugas pertamanya ialah mengidentifikasi korban bom Bali I pada 2002.

Di tengah proses studinya, Hastry mendapat tugas mengidentifikasi korban bom Kedutaan Besar Australia di Jakarta (2004), kecelakaan pesawat Mandala di Medan (2005), dan bom Bali II (2005).

 Selain itu, partisipasi Hastry dalam proses identifikasi tampak dalam bencana gempa bumi Yogyakarta (2006), bom Hotel JW Marriott, Jakarta (2009), identifikasi jenazah teroris Noordin M Top (2009), gempa bumi Padang, Sumatera Barat (2009), dan kecelakaan pesawat Sukhoi SSJ-100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat (2012).***

Editor: Tommy MI Pardede

Tags

Terkini

Terpopuler