Saat Subang Banjir Lagi, Menhub Sampaikan Pemangku Kepentingan Pelabuhan Agar Turut Pulihkan Ekonomi

21 Februari 2021, 20:56 WIB
Foto: Kiri, Foto ilustrasi Menhub Budi Karya Sumadi (ANTARA/HO-Kemenhub/pri); Kanan atas: foto FSRU Jawa Satu yang sedang berlabuh di Subang (Antara/Muhamad Ibnu Chazar), kanan bawah: foto rumah warga di Subang terendam lagi (Berita Subang) /

BERITA SUBANG - Di hari yang sama warga di Subang, Jawa Barat, kebanjiran lagi akibat intensitas hujan yang tinggi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menggelar rapat kerja nasional dimana ia menyampaikan agar pemangku kepentingan pelabuhan turut membantu pemulihan ekonomi secara nasional.

Kabupaten Subang mencuri perhatian investor, bukan karena banjir yang melanda baru-baru ini, tetapi karena di kabupaten ini ada Pelabuhan Patimban, proyek ambisius pemerintah pusat yang diharapkan dapat menjadi hub kegiatan ekspor impor terkait otomotif dan mengurangi beban berat pelabuhan utama Indonesia, yakni Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.

Bukan sembarang pelabuhan, seperti diberitakan sebelumnya, Kapal Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Jawa Satu sudah berlabuh di perairan Pelabuhan Patimban hari ini, pada Mingu 21 Februari 2021.

Kapal FSRU Jawa Satu ini mempunyai tugas penting, yakni menyediakan fasilitas penyimpanan dan regasifikasi terapung untuk bahan bakar turbin di proyek pembangkit listrik raksasa di Jawa.

Baca Juga: Keren Banget! Kapal FSRU Jawa Satu Berlabuh di Pelabuhan Patimban, Subang, Ini Foto-fotonya

Banjir di kantor Desa Cilamaya Hilir dan SD Wanajaya (seperti digambar) sudah setinggi lutut orang dewasa.

Pelabuhan diharapkan bantu pulihkan ekonomi nasional akibat dampak Covid-19

Di hari yang sama ketika warga di Subang kebanjiran lagi, pada Sabtu, 20 Februari 2021, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berbicara di sebuah rakernas dan webinar nasional dengan tema "Peran Pelabuhan Sebagai Katalisator Pemulihan Perekonomian Setelah Pandemi COVID-19".

Seperti diberitakan ANTARA, dalam rakernas tersebut menhub mengatakan ia berharap para pemangku kepentingan pelabuhan laut ikut berperan aktif bersama pemerintah untuk memulihkan perekonomian nasional yang kini terdampak pandemi Covid-19.

"Pelabuhan menjadi penggerak perekonomian nasional, karena sebagai titik simpul jaringan transportasi laut dan sebagai pintu gerbang perdagangan," kata Menhub Budi Karya di Jakarta, Sabtu kemarin.

Begini penampakan kapal FSRU Jawa Satu saat berlabuh di perairan Pelabuhan Patimban/Antara Foto/Muhamad Ibnu Chazar ANTARA FOTO

Ia menambahkan pemerintah berharap Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia atau ABUPI turut membantu perekonomian nasional, melalui sepak terjang mereka di sektor maritim dengan meningkatkan fasilitas dan pelayanannya agar tercipta layanan mempunyai daya saing tinggi, hingga akhirnya berdampak secara ekonomi. 

Diakui oleh Menhub, pandemi Covid-19, yang telah meluluh lantakkan ekonomi dunia dan juga Indonesia turut memukul kinerja pelabuhan.

Namun demikian, ia mengatakan pemerintah pusat terus berupaya memastikan kegiatan pelabuhan tidak terganggu. Adalah mimpi besar bangsa Indonesia untuk dapat menyaingi ke-digdayaan pelabuhan di Singapura, dimana negara kecil tersebut menjadi hub kegiatan ekspor impor di Asean.

Menhub Budi Karya mengingatkan 66 persen wilayah RI adalah laut "sehingga pelabuhan memegang peran penting untuk menumbuhkan perekonomian nasional," katanya.

Belum ada ulasan dampak banjir ke proyek besar nasional

Terlepas dari betapa seriusnya pemerintah pusat mengembangkan Pelabuhan Patimban agar berskala internasional, kabupaten yang menjadi tuan rumah pelabuhan ini tengah berjuang mengatasi bencana besar yang terjadi baru-baru ini.

Saat ini, ancaman banjir masih menghantui warga yang sudah terpukul secara ekonomi akibat pandemi Covid-19. Bagaimana tidak? Ada rumah warga yang baru diperbaiki dari dana donasi dan gotong royong komunitas kini terendam lagi.

Tidak ada yang dapat menjawab apakah banjir besar dapat terjadi lagi atau tidak.

Perhatian khusus sudah dicurahkan pemerintah pusat, sehingga Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyempatkan datang langsung ke Pamanukan, Subang untuk menyerahkan bantuan kepada korban banjir di Subang dari Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Datang ke Pamanukan untuk Serahkan Bantuan dari Presiden Jokowi ke Korban Banjir di Subang

Baca Juga: Cek Data TERKINI Dampak Musibah Banjir dan Tanah Longsor di Subang yang Disampaikan Bupati Ruhimat ke Wapres

Terkait permasalahan banjir di Subang, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Subang Ihsan Nasrudiansyah turut angkat bicara.

Merilis statement terbuka ke publik, Ihsan Nasrudiansyah mengatakan solusi banjir hanya tergeletak menjadi wacana saat bencana terjadi.

Menurutnya, begitu surut, tidak pernah dibahas lagi oleh pemerintah di berbagai tingkatan, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Subang dan ia menyoroti tidak adanya program terpadu jangka menengah maupun jangka panjang yang diharapkan menjadi solusi kongkrit.

"Jangankan mendapat solusi dari masalah banjir, penerapan kedaruratan bencana nya saja pemkab Subang masih gagap! Buktinya, dapur umum saja tidak memadai dan mencukupi," ujar Ihsan Nasrudiansyah seperti dikutip dari situs resmi HMI Subang.

Ketua Umum HMI Cabang Subang Ihsan Nasrudiansyah/Foto: HMISubang.com

Ihsan menyoroti solusi dari Pemprov Jabar, dimana salah satunya pemprov sudah mencanangkan pembangunan bendungan Sadawarna. Namun bendungan ini masih dalam pembangunan sekitar 50 persen selesai. Kemudian ada bendungan Cipunagara dan Ciberes.

"Sadawarna itu baru salah satu. Masih banyak lagi yang perlu dilakukan dan harus komprehensif. Seperti di Subang Selatan dengan penghijauan, Permasalahan tanggul yang seharusnya ada perawatan dan perbaikan serta peningkatan sepanjang jalur Cipunagara dan Cigadung itu sudah menjadi langganan banjir," kata Ihsan Nasrudiansyah. 

Ia menambahkan diperlukan "optimalisasi embung atau situ-situ di seluruh Subang, peran serta masyarakatnya dalam bentuk membuat serapan serapan air hujan di sekitar pemukiman, tidak buang sampah sembarangan dan masih banyak lagi."

Keluh kesah persoalan banjir lanjutnya, semata mata bukan hanya tentang bantuan untuk korban banjir. "Tetapi kita harus bisa menjaga dan membangun Subang khususnya Kecamatan Pamanukan agar tidak menjadi wilayah rawan banjir," katanya.

Bencana banjir di Subang pernah diakui sendiri oleh Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum dimana ia menjelaskan pada 13 Februari 2021 bahwa hasil penelitian sementara Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait banjir di Subang, dimana disebutkan beberapa faktor yang turut berkontribusi, yakni kegiatan penambangan liar di Sumedang dan alih fungsi lahan di Garut.

Baca Juga: Penyebab Banjir di Subang: Penambangan Liar di Sumedang dan Alih Fungsi Lahan di Garut Ternyata Berkontribusi

"Program Pemkab Subang hanya sebatas launcing, kemudian kapan program tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Subang. Launching itu memang program atau hanya sebatas pengguguran kewajiban yang tidak memiliki solusi berkelanjutan?" kata Ihsan.

Ia menilai Pemkab Subang belum siap dan tidak sigap dalam penanganan bencana banjir, dengan menyentil lagi dengan pertanyaan: 'apakah banjir yang melanda di tahun kemarin belum dikaji? atau sudah dikaji tetapi belum menemukan solusi ?'.

Pemda Subang, tak lama setelah banjir besar menghentak kabupaten ini menggelar rapat terbatas, pada 12 Februari 2021 dimana Wakil Bupati Agus Maskur Rosyadi memaparkan berbagai upaya rekonstruksi dan rehabilitasi pasca bencana di bidang ekonomi.

Catatan oleh-oleh banjir dua minggu yang lalu, yang melanda 21 Kecamatan adalah 21.574 rumah terendam, 38.683 orang mengungsi, 57 ruas jalan sepanjang 301 kilometer rusak dan kerugian materiil yang tidak menghitung banyaknya potensi sumber daya manusia dan waktu warga di Subang Pantura yang terbuang.

Baca Juga: Ratas Pemda Subang Bahas Rekonstruksi Rehabilitasi Paska Bencana Banjir & Tanah Longsor, Cek Disini Detailnya

Baca Juga: Rumah Emak Sarifah, Korban Banjir di Pagaden, Subang Baru Diperbaiki, Sekarang Sudah Terendam Lagi!

Hingga berita ini diturunkan, laporan terkini terkait banjir susulan di Subang sudah menyebutkan ada yang terpaksa mengemis di kolong jembatan di wilayah Subang utara. 

Ketika para pejabat tengah berbicara online membahas proyek triliunan dan mengungkapkan harapan besar dampak investasi terhadap ekonomi, beberapa warga di kota tuan rumah Pelabuhan Patimban sibuk mengemis untuk makan esok hari. ***

Editor: Muhamad Al Azhari

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler