Pidato Joe Biden Tarik Pasukan Dari Afghanistan di Kecam Partai Republik, Jansen: Bagi Amerika Sudah Cukup

- 18 Agustus 2021, 18:08 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden
Presiden Amerika Serikat Joe Biden /Foto: Ig@joebiden/

 

BERITA SUBANG - Politisi Partai Demokrat Jansen Sitindaon menilai pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terkait penarikan pasukan dari Afghanistan dinilai menarik perhatian.

Joe Biden dalam pidatonya ogah mengirimkan pasukannya ke Afghanistan jika untuk menjadi korban di negara yang telah dikuasai pasukan gerilyawan Taliban.

"Soal Afghanistan menarik pidato Biden semalam: 'untuk apa saya kembali mengirimkan pasukan dan korbankan tentara Amerika, ke negara yang pasukannya sendiri tidak mau membela negerinya. Bahkan Presidennya melarikan diri. Termasuk anak mudanya yg sehat memenuhi bandara melarikan diri," ucap Joe Biden seperti ditulis Jansen dalam akun twitternya @jansensitindaon yang dikutip beritasubang.pikiran-rakyat.com, Jakarta, Kamis, 18 Agustus 2021.

Dia menilai melihat sikap Amerika ini mungkin kita harus mundur kebelakang membaca kesepakatan AS dan Taliban pada Februari 2020. Dimana AS sepakat menarik pasukan dari Afghanistan dan Taliban mendapat kendali lagi, dengan catatan melarang Al Qaeda dan kelompok teror lain beroperasi didaerah kekuasaan Taliban.

Baca Juga: Biodata Ashraf Ghani, Taliban Kuasai Kabul Sang Presiden Afghanistan Kabur

"Bagi Amerika saat ini mungkin itu sudah cukup. Penting serangan organisasi teror tidak lagi mengancam tanah Amerika. Hal yang dulu jadi alasan mereka masuk ke Afghan karena penguasa Taliban ketika itu melindungi dan tidak mau menyerahkan Bin Laden dan Al Qaeda yang telah menyerang mereka," tulis Jansen.

Dia menilai jika melihat keadaan ini sudah waktunya sekarang 30 juta warga Afghanistan memutuskan sendiri masa depan dan bagaimana cara mereka menjalankan negaranya sendiri. Pasalnya, 20 tahun ini AS sudah mencoba membangun pemerintahan demokrasi disana termasuk melatih para tentara, namun hari ini terbukti gagal.

"Sekali lagi sebagaimana twitter terdahulu, saya bukan ahli politik Afghanistan. Karena hal ini baru jadi pengamatan saya beberapa hari ini. Beda dengan politik Malaysia yang sudah bertahun-tahun saya ikuti jadi khatam. Jadi twitter ini sekedar sebagai politisi saya harus belajar geopolitik Internasional," cetusnya dalam twitternya.

Halaman:

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x