Anak Kandung Saifuddin Ibrahim Tulis Buku ‘Wahai Ayahku Bertaubatlah’

20 Maret 2022, 19:49 WIB
/

BERITA SUBANG - Ustaz Saddam Husein, anak kandung  Saifuddin Ibrahim mengaku sangat menyesalkan tindakan ayahnya yang membuat kegaduhan.

 “Naudzubillah Min Dzalik….,” kata Saddam Husein, dikutip dari kanal YouTube Mualaf Centre Aya Sofya.

Menurut Saddam Husein, ayahnya berpindah agama sejak tahun 2006 Namun yang disayangkan Saddam Husein setelah kemudian menjadi pendeta, ayahnya melakukan hal yang tidak terpuji menghina agama Islam.

Baca Juga: Saifuddin Ibrahim Ingatkan Tentang Bahaya Radikalisme di Indonesia

“Beliau tidak hanya pindah agama saja tetapi mulai menjadi pendeta dan menistakan Islam dan Nabi Muhammad SAW melalui buku-bukunya,” kata Saddam Husein.

Menurut Saddam Husein, ada  beberapa buku yang dinilai melakukan pelecehan yang luar biasa terhadap Islam.

“Ini buku beliau di halaman 30 isinya hancur semua. Betapa buku ini melakukan pelecehan yang luar biasa terhadap Islam dan judul buku ini lebih kontroversi,” kata Saddam Husein.

Baca Juga: Perjalanan Spiritual Saifuddin Ibrahim

Menurut Saddam Husein, dirinya telah menerbitkan sebuah buku yang berjudul ‘Wahai Ayahku Bertaubatlah’.

 buku itu dibuatnya sebagai jawaban dari buku karangan Saifuddin yang diterbitkan sebelumnya dengan judul ‘Wahai Anakku Bertaubatlah’.

“Maka saya dibantu dengan Ustadz Insan Mokoginta membuat buku bantahan Wahai Bapakku Bertaubatlah,” kata Saddam Husein.

“Dia yang tersesat maka Dia-lah yang harus bertaubat,” kata Saddam Husein.

Baca Juga: Akui Berada di Amerika, Saifuddin Ibrahim Minta Abdul Somad Ditangkap

Menurut Saddam Husein, masyarakat tidak perlu heran jika ada orang biasa atau bahkan ustaz yang murtad.

Hal ini karena sejak zaman Nabi Muhammad SAW sudah ditunjukkan contoh-contoh manusia tersesat semacam itu.

“Jangan terheran-heran pak, jangan heran bu, bahkan di zaman nabi ada sahabat yang menjadi munafikin, ada juga yang menjadi kafirin. Saya nggak bilang kafir itu non muslim, karena sama dengan Surga itu bukan non neraka. Makanya kafir ini adalah bahasa yang halus, berbeda dengan sebutan terhadap kita yakni domba yang tersesat,” kata Saddam Husein.***

Editor: Tommy MI Pardede

Tags

Terkini

Terpopuler