Analisa Pengamat Perang Ketum KLB Moeldoko vs AHY Bakal Menyulut Api Semakin Membara, Jika SBY Tak Lakukan Ini

6 Maret 2021, 14:20 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang dinilai ilegal di Jakarta, Jumat. /ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA


BERITA SUBANG - Setelah usai KLB Deli Serdang, Sumatera Utara yang menunjuk Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat melalui saluran telepon, tampaknya partai berlambang mercy itu berada di tengah ketidakpastian dan berpotensi menimbulkan kekisruhan politik ke depan.

Pemerhati Komunikasi Politik Emrus Sihombing mengatakan bahkan perang pesan komunikasi politik saling terbuka untuk menunjukan kelemahan masa lalu di antara Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dengan Moeldoko bisa saja terjadi dan tak terelakkan.

Baca Juga: Andi Mallarangeng Menyebut KLB Partai Demokrat di Sumut Sebagai Perilaku Kekuasaan Lama, Contohnya Kongres PDI

Bahkan kata Emrus yang dikhwatirkan kedepannya muncul ketegangan yang bisa "menyulut "api" semakin "memanas", bahkan "membara" antara dua kekuatan politik (Moeldoko dan AHY) di Demokrat.

"Karenannya sebaiknya SBY mengambil peran "penengah" membawa "suara perdamain politik" dengan bertukar kepentingan melalui kompromi politik," ucap Emrus dalam keterangannya kepada beritasubang.pikiran-rakyat.com, Sabtu, 6 Maret 2021.

Baca Juga: AHY : Moeldoko Senior yang Tidak Patut Dicontoh

Sebab, kata dia kedua kekuatan ini ke depan, secara politik akan sama-sama melakukan konsolidasi "ke dalam" merebut dukungan dari kader dan pengurus Demokrat.

Emrus menilai bisa saja, AHY akan sangat mudah mendapat dukungan luar biasa dari kader dan pengurus jika satu tahun masa kepemimpinannya demokratis, mendapat simpati, merasa nyaman, merangkul dan dialogis.

Baca Juga: Menohok Ucapan SBY: Not For Sale, Deklarator dan Sayap Partai Demokrat Turun Gunung Kawal AHY Tolak KLB

"Sebaliknya, misalnya ada pemecatan sehingga kader dan pengurus lain tidak merasa nyaman, maka faksi AHY akan mengalami kesulitan bahkan akan "memeras keringat" dan sumberdaya lainnya untuk memperoleh dukungan," tuturnya.

Sebab, kata dia seluruh gaya kepemimpinan AHY selama ini sudah tertanam dalam peta kognisi dan rasa pada setiap kader dan jajaran pengurus Demokrat yang menentukan tingkat loyalitas.

Baca Juga: AHY vs Moeldoko, Heboh Tuduhan Istana Terlibat 'Kudeta' , SBY Sebut dari 3 Golongan Manusia Jangan 'The Ugly'

"Dengan kata lain, tingkat loyalitas mereka sekaligus nilai raport AHY masa kepemimpinannya," ucapnya.

Sementara Moeldoko Ketum terpilih versi KLB melalui telepon itu, lanjut Emrus akan lebih mudah melakukan konsolidasi karena sebagai pemimpin baru, kader dan pengurus memberi harapan perubahan kepadanya sebagai antitesis yang mereka alami di bawah kepemimpinan AHY.

"Bahkan dukungan politik dari eksternal, termasuk dari kelompok kepentingan, bisa saja mengalir lebih deras jika kepengurusan hasil KLB kelak memiliki legalitas," ungkapnya.

Baca Juga: Tuduhan Kudeta Penggulingan AHY di Demokrat, Andi Arief: 'Jawaban Saya KSP Moeldoko, Dapat Restu Jokowi'

Untuk itulah, sebelum jurang pemisah semakin menganga ke depan antara dua faksi besar tersebut (pimpinan Moeldoko versus AHY), SBY segera muncul membawa suara "perdamaian" politik atau islah, baik di internal Demokrat, utamanya faksi Moeldoko dan faksi AHY dengan prinsip kompromi politik yang mengakomodasi kepentingan para pihak dari berbagai faksi, maupun mengakomodasi kekuatan politik dari luar Demokrat.

"Karena itu, SBY perlu memetakan kekuatan politik, utamanya dari kompok penekan (pressure group) dari luar Demokrat. Atas dasar pemetaan tersebut, SBY perlu melakukan "safari" politik dengan membawa tawaran ide dan gagasan politik yang akomodatif untuk menuju terwujudnya saling pengertian politik di antara elit politik.

Baca Juga: AHY vs Moeldoko, Heboh Tuduhan Istana Terlibat 'Kudeta' , SBY Sebut dari 3 Golongan Manusia Jangan 'The Ugly'

"SBY sebagai politikus yang sudah menjabat dua periode memimpin negeri ini, menurut hemat saya, ia mengetahui tokoh-tokoh sentral di republik ini yang akan ditemui untuk menemukan solusi," tandasnya.***

Editor: Tommy MI Pardede

Tags

Terkini

Terpopuler