Baca Juga: Gletser Himalaya Longsor Picu Banjir, 140 Orang Dinyatakan Hilang
"Kalau kita berbicara kiai, kiai itu tugasnya mengajar ngaji masyarakat. Namun, banyak orang bawa anaknya yang nangis terus tapi tidak keluar air mata, datangnya ke kiai. Ada ibu bawa anaknya yang sudah besar tapi nggak nikah-nikah, datangnya ke kiai," ucapnya.
"Kalau ditinjau dari sisi itu, sebenarnya apa yang dilakukan kiyai sama dengan dukun. Nah inilah yang harus diluruskan. Tidak ada niatnya Perdunu menyakiti orang," imbuh Gus Fahru.
"Jadi hal-hal supranatural itu memang ada. Namun yang harus diperhatikan, semua itu hanyalah pelantaran. Karena semuanya datang dari Allah SWT. Inilah akidah yang akan kita luruskan," tegasnya.
Ketua MUI Banyuwangi, KH Muhammad Yamin mengatakan, mungkin benar istilah santet bagi masyarakat Banyuwangi berbeda dengan sihir. Namun, bagi masyarakat luar Banyuwangi, santet tidak lain adalah sihir.
"Namun secara nasional mereka tidak bisa membedakan santet dan sihir. Apalagi isu santet menjadi isu nasional pada tahun 1998. Ini akhirnya menjadi kontroversi," katanya.
"MUI sudah mengeluarkan fatwa yang melarang perdukunan," kata KH Muhammad Yamin.***