Surat An Nisa ayat 58:
إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا
(Innallāha ya`murukum an tu`addul-amānāti ilā ahlihā wa iżā ḥakamtum bainan-nāsi an taḥkumụ bil-'adl, innallāha ni'immā ya'iẓukum bih, innallāha kāna samī'am baṣīrā)
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS An-Nisa Ayat 58)
Baca Juga: Mahfud MD: KM 50 Kasus Lama yang Sudah Kelar
Tak hanya Al-Qur'an, Rasulullah SAW juga memuji para penguasa dengan sebutan sebagai Naungan Allah di muka bumi. Penguasa berkewajiban memberikan perlindunga, memastikan keamanan dan kenyamanan bagi rakyatnya.
Sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda:
السلطان ظل الله في الأرض
Artinya: "Pemimpin adalah naungan Allah di muka bumi." (Dihasankan oleh As Sakhawiy dalam Al-Maqashid Al-Hasanah)