Penguasa dan Pemimpin Politik Negeri dalam Perspektif Islam Diikat Sejumlah Aturan Wujudkan Kemaslahatan Ummat

- 29 Agustus 2022, 19:35 WIB
Ilustrasi. (Presiden Jokowi) Penguasa dan pemimpin politik dalam perspektif Islam wajib maslahatkan umat.
Ilustrasi. (Presiden Jokowi) Penguasa dan pemimpin politik dalam perspektif Islam wajib maslahatkan umat. /@pmjnews.com/BPMI Setpres/

Segala kemaslahatan manusia tidaklah sempurna kecuali dengan memadukan antara keduanya (agama dan kekuasaan), di mana satu sama lain saling menguatkan.

Dalam perkumpulan seperti inilah diwajibkan adanya kepemimpinan, sampai-sampai Nabi ﷺ mengatakan: "Jika tiga orang keluar bepergian maka hendaknya salah seorang mereka menjadi pemimpinnya." (Diriwayatkan Abu Daud dari Abu Said dan Abu Hurairah).

Baca Juga: Survei Tunjukkan Masyarakat Tidak Percaya Pernyataan Kapolri Soal Motif Pembunuhan Brigadir J

 

Lebih luas, pendapat Imam Al-Ghazali rahimahullah menggambarkan hubungan indah antara agama (Islam) dan negara.

Beliau berkata: والملك والدين توأمان؛ فالدين أصل والسلطان حارس، وما لا أصل له فمهدوم، وما لا حارس له فضائع، ولا يتم الملك والضبط إلا بالسلطان

Artinya: "Kekuasaan dan agama adalah saudara kembar; agama merupakan pondasi dan penguasa adalah penjaganya. Apa saja yang tidak memiliki pondasi akan hancur, dan apa saja yang tidak memiliki penjaga akan hilang. Dan tidaklah sempurna kekuasaan dan hukum kecuali dengan adanya kekuasaan." (Ihya ‘Ulumuddin, 1/17. Mawqi’ Al-Warraq)

Dapatkan berita terkini, informasi terbaru dan kabar terkini dari BeritaSubang.com melalui Google News.

***

 

Halaman:

Editor: Muhamad Al Azhari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah