Viral Video Ajakan Jihad Lewat Azan Tidak Revelan dan Picu Perpecahan Bangsa

- 1 Desember 2020, 00:17 WIB
Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Saadi
Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Saadi /Instagram @zainuttauhidsaadi

BERITA SUBANG - Sejumlah video berupa ajakan jihad yang dilakukan melalui azan dengan mengubah lafal azan, marak beredar di medsos, termasuk di sejumlah grup WhatsApp.

Dalam video tersebut, terlihat sejumlah orang seperti hendak melakukan sholat berjamaah. Seorang di antaranya kemudian mengumandangkan azan. Namun, bacaan azan terdengar berbeda dengan azan pada umumnya ketika hendak sholat.

Pada bacaan "Hayya alasshalat" yang artinya mari menunaikan salat, diganti dengan "Hayya alal jihaad" yang artinya mari berjihad. Sejumlah orang yang berada di belakangnya kemudian menjawab secara kompak "Hayya alal jihaad" sambil mengepalkan tangan ke atas.

Konten video viral soal seruan jihad melalui adzan mendapatkan tanggapan keras dari Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi. Ia menyatakan panggilan itu tidak relevan jika jihad perang dikaitkan dengan situasi Indonesia saat ini.

"Jika seruan itu dimaksudkan memberi pesan berperang, jelas tidak relevan. Jihad dalam negara damai seperti Indonesia ini tidak bisa diartikan sebagai perang," kata Zainut kepada wartawan di Jakarta, Senin (30/11).

Baca Juga: Antipasi Lonjakan Covid-19, LBP Larang Kerumunan dengan Alasan Apapun

Untuk itu, Wamenag mengajak pimpinan ormas Islam dan para ulama untuk bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat agar tidak terjebak pada penafsiran tekstual tanpa memahami konteks dari ayat Al Quran atau Al Hadits.

Pemahaman agama yang hanya mendasarkan pada tekstual, kata dia, dapat melahirkan pemahaman agama yang sempit dan ekstrem. Apapun motifnya, video tersebut bisa berpotensi menimbulkan kesalahan persepsi di masyarakat.

"Di sinilah pentingnya pimpinan ormas Islam, ulama dan kyai memberikan pencerahan agar masyarakat memiliki pemahaman keagamaan yang komprehensif," kata dia.

Dalam menyikapi persoalan tersebut, Zainut meminta setiap pihak untuk menahan diri, melakukan pendekatan secara persuasif dan dialogis sehingga bisa menghindarkan diri dari tindakan kekerasan dan melawan hukum.

Baca Juga: Kapolri : Negara Tidak Boleh Kalah dengan Kelompok Teror, Kalau Melawan Tembak Mati Saja

Muhammadiyah mengaku tak menemukan hadis yang menjadi dasar adzan tersebut. "Saya belum menemukan hadis yang menjadi dasar adzan tersebut. Saya juga tidak tahu apa tujuan mengumandangkan adzan dengan bacaan "hayya alal jihad"," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu"ti, Senin (30/11/2020).

Abdul meminta aparat keamanan menelusuri sejumlah video yang beredar di masyarakat ini. Kementerian Agama juga harus meneliti hal itu.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas meminta umat Islam tak terprovokasi menyikapi beredarnya video seruan azan jihad diduga dikumandangkan di salah satu tempat di Jakarta.

Baca Juga: Akhiri Polemik Soal Kerahasiaan Hasil Swap Test Rizieq Shihab, Mahfud MD Jelaskan hal Ini

Robikin mengatakan jihad harus dimaknai secara benar. Ia berharap seruan itu tidak memicu perpecahan di antara anak bangsa.

"Jangan terpengaruh hasutan, apalagi terprovokasi. Agama jelas menyuruh kita bersatu dan mewujudkan perdamaian di tengah kehidupan masyarakat," kata Robikin.

 

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x