Komentar Demokrat Soal Penjegalan Anies Sebagai Capres 2024, Bikin PDI-P Ngakak

- 19 September 2022, 12:38 WIB
Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto,tai politik
Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto,tai politik /Foto: Antara/

BERITA SUBANG - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) merespons isu yang menyebutkan bahwa ada sejumlah pihak yang disebut dengan istilah "genderuwo" atau "invisible hand" yang menjegal Anies Baswedan maju sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto menilai, tidak perlu pihak-pihak untuk menjegal Anies Baswedan untuk bisa maju dalam pemilihan presiden mendatang.

Hasto berpandangan, masyarakat bisa melihat rekam jejak Anies termasuk janji kampanye saat memimpin Ibu Kota Jakarta untuk menentukan pilihan.

Baca Juga: Punya Elektabilitas Buruk, Reputasi PDI-P Bakal Hancur Jika Tunjuk Puan Capres 2024 

Baca Juga: Sidang Banding KKEP Tanpa Kehadiran Tersangka Ferdy Sambo, Putusan PTDH Tunggu Hasil Ini

"Enggak perlu dijegal. Mengapa? Ya kita lihat prestasinya saja," ujar Hasto dalam konferensi pers, Minggu 18 September 2022.

Hasto menantang pihak-pihak yang menduga ada penjegalan terhadap Anies Baswedan untuk melakukan riset secara objektif terkait kinerjanya selama memimpin DKI Jakarta.

Misalnya, kata dia, apa yang menjadi janji kampanye Anies Baswedan termasuk saat debat calon Gubernur di daftar lalu di sampaikan progres pencapainnya agar lebih fair.

 Baca Juga: Masyarakat Duga Hasil Sidang Etik Ferdy Sambo Bakal Abu-Abu, Ada Intervensi Kapolri?

Baca Juga: Jubir Demokrat Akui 'Kepeleset Lidah' Soal Pernyataan Megawati Gulingkan Gus Dur

Kedua, lanjut Hasto, tampilkan seluruh total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI selama Anies Baswedan jadi Gubernur dan apa dampaknya bagi kemajuan Jakarta.

"Ketiga di saat bersamaan dibandingkan secara kuantitatif, kinerja Pak Jokowi-Ahok hingga Pak Ahok dengan Djarot. Lalu di-crosscheck dengan anggaran yang dikeluarkan, bandingkan dengan outcomes-nya," papar Hasto.

"Kemudian, terhadap persoalan dasar warga Jakarta, banjir, kumuh, kemacetan, ketersediaan air bersih, adanya taman kota, kebersihan lingkungan, bandingkan saja dengan apa yang dilakukaN Pak Jokowi," tutur Hasto.

 Baca Juga: Brigadir J Sempat Tolak Permintaan Putri Candrawathi Berduaan di Kamar, Namun Begini Akhirnya

Hasto pun meminta semua pihak berpolitik dengan cara yang bijaksana sebagai bentuk kemajuan peradaban demokrasi di Tanah Air.

Jika kepala daerah bekerja dengan baik, maka hasilnya dapat ditampilkan kepada publik untuk menjadi contoh bagi kepala daerah yang lain.

Namun, jika kepala daerah tidak dapat bekerja secara baik jangan mengeluarkan diksi-diksi seperti jegal-menjegal yang tidak mencerminkan kedewasaan berpolitik.

"Sehingga kita ini berpolitik dengan fair, berpolitik ini dengan kualitas demokrasi melalui pendidikan politik yang baik untuk rakyat," kata Hasto.

 Baca Juga: Survei Tunjukkan Masyarakat Skeptis Polri Mampu Ungkap Kasus Brigadir J, Selebihnya Bodo Amat

"Sehingga jegal-menjegal menurut saya suatu diksi yang sangat-sangat tidak pantas, karena partai polilik ini dewasa dan partai politik ingin menang tapi dengan cara-cara yang keadaban," ucap Hasto.

Adapun isu soal penjegalan Anies itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Demokrat Benny K Harman selepas Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat Tahun 2022 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat 16 September 2022.

"Saya hanya dengar. Ada genderuwo, genderuwo ini kan suara yang tak jelas asal usulnya. Yang tidak menghendaki Anies jadi capres. Ada invisible hand, ingin menjegal," kata Benny.

Adapun Partai Demokrat selesai menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada Jumat 16 September 2022.***

Dapatkan berita terkini, informasi terbaru dan kabar terkini dari BeritaSubang.com melalui Google News.

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x