Ini Saran Emrus Sihombing Agar Kasus Penembakan Brigadir J Tidak Liar

- 20 Juli 2022, 20:37 WIB
Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing.
Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing. /Dok. Istimewa/

BERITA SUBANG - Pakar komunikasi dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai, kehadiran tim investigasi khusus, menggunakan pendekatan instrumen scientific crime investigation (SCI) diyakini mampu mengungkap kasus dugaan penembakan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J oleh Bharada E.

Hadirnya  tim SCI akan meredam berbagai asumsi liar terhadap peristiwa berdarah yang terjadi di rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan atau Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

“Satu-satunya cara menuntaskan kasus ini adalah dengan pendekatan scientific crime investigation (SCI) yang lepas dari pengaruh jabatan dan kepentingan lainnya,” ujar Emrus Sihombing di Jakarta, Rabu 20 Juli 2022.

 Baca Juga: Tagar Tangkap Ferdy Sambo Menggema di Twitter, Netizen Cium Aroma Persekongkolan Jahat

Menurut Emrus Sihombing,  melalui penggunaan pendekatan SCI, data-data itu sendiri akan berbicara. Data itu termasuk tentang siapa saja yang terlibat, siapa aktor utama, siapa peran pembantu, dan bagaimana prosesnya.

Menurut Emrus, hanya pendekatan dengan menggunakan instrumen SCI yang mampu mengungkap kasus dugaan penembakan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

“Pendekatan SCI ini sekaligus menjawab serta menghentikan berbagai asumsi subjektif yang kemungkinan semakin liar ke depan,” ujar Emrus.

 Baca Juga: Komnas HAM Segera Periksa Ferdy Sambo dan Isteri, Akpol cantik 2013 Menyusul?

Guru besar ilmu komunikasi itu mengusulkan tim SCI terdiri dari para doktor krimonologi, ilmu kepolisian, komunikolog, sosiolog, antropolog, ilmu hukum, dan psikologi dari luar struktur kepolisian agar independen.

Emrus mengapresasi langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang telah menonaktifkan sementara Ferdy Sambo dari jabatannya sebagai Kadiv Propam Polri.

Penonaktifan Sambo, menurut Emrus, akan berdampak baik demi transparansi, akuntablitas, dan objektifitas penanganan perkara. Ini menunjukkan Polri tetap mengedepankan tindakan presisi.

 Baca Juga: AKP Rita Yuliana Jadi Isu Liar, Kamaruddin Simanjuntak: Semua Pihak Perlu Dimintai Keterangan

Menyoal asumsi liar yang muncul di publik terkait penonaktifan Ferdy Sambo dan tak terkait dengan lokus kejadian tersebut, Emrus berpandangan hal itu bergantung pada pendekatan yang digunakan.

“Kalau kita menggunakan pendekatan kuantitatif, maka memang fenomena satu dengan yang lain seolah berdiri sendiri atau parsial. Tetapi, kalau menggunakan pendekatan kualitatif, maka setiap fenomena tidak lepas dari fenomena lain atau saling terkait satu dengan yang lain,” kata Emrus.

Oleh karena itu, Emrus menekankan bahwa penonaktifan sementara merupakan keputusan yang bijaksana agar yang pihak-pihak terkait bisa fokus mendalami dan memahami peristiwa tersebut.

 Baca Juga: Instagram Polwan Cantik Rita Yuliana Hilang Usai Dikaitkan Kasus Ferdy Sambo

Emrus mengajak masyarakat untuk menyerahkan penanganan kasus ini kepada pihak Kepolisian.

Masyarakat juga diharapkan memberikan masukan berupa fakta, data, dan argumentasi hukum kuat.

“Tidak ada salahnya data dan fakta itu disampaikan saja kepada pihak kepolisian sehingga akan terang benderang ketika dilakukan gelar perkara. Saya berkeyakinan penuh bahwa Polri pasti akan menangani secara serius profesional, objektif, dan 'presisi',” kata Emrus.

Rangkuman artikel terkait di Topik Khusus:

# Misteri Kematian Brigadir J

Ikuti BeritaSubang.Com di Google News.

***

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah