Paulus juga menekankan hal ini dalam Roma 1:26-27. Pandangan Paulus terhadap persoalan LGBT sejajar dengan etika Perjanjian Lama yang didasarkan atas tradisi pernikahan/
Dalam Kejadian 2:24, pernikahan dan persetubuhan didesain Tuhan hanya dalam hubungan laki-laki dan perempuan.
Pembahasan LGBT penting untuk dibahas Paulus, sebab Paulus adalah seorang Kristen yang mengenal dan hidup dalam budaya Yahudi, Yunani dan Romawi, serta mengerti betul cara pandang budaya-budaya tersebut.
Kebanyakan jemaat yang dilayani Paulus pun adalah orang-orang Yunani-Romawi, sehingga penting baginya untuk menyampaikan perihal penolakan akan LGBT dalam pengajarannya.
Perilaku LGBT Bukan dari Allah
Dalam Alkitab, teks tentang penciptaan seks dan gender diambil dari Kejadian 1:27 "Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.”
Kesimpulan sederhana dalam ayat ini adalah yang bisa melangsungkan hubungan kelamin hanyalah laki-laki dan perempuan.
Alkitab menyatakan bahwa tujuan Allah menciptakan laki-laki dan perempuan karena tidak baik seorang manusia hanya seorang diri.
Oleh karena itu laki-laki diciptakan untuk mempunyai relasi seksual dengan wanita atau istrinya, begitu juga sebaliknya.