BERITA SUBANG- Pemerintah China menggaungkan budaya revolusioner, salah satunya dengan melarang pemilik stasiun televisi untuk menampilkan Lesbian, Gay, Biseksual dan transgender (LGBT).
Pemerintah China menyebut kebijakan ini sebagai 'tindakan keras' yang berkelanjutan terhadap budaya, bisnis, dan adat istiadat sosial.
Perintah ini adalah bagian dari seruan Presiden Xi Jinping untuk melakukan "peremajaan nasional", di mana bisnis dan publik berada di bawah perintah untuk bersama-sama menyelaraskan visinya untuk China.
Baca Juga: Taliban Tebar Teror Gantung Warga AS di Helikopter
Pemerintah China juga telah menindak game online, budaya boy band, perjudian, cryptocurrency, dan olahraga yang bertentangan dengan nilai pemerintah dan dianggap abnormal.
"Penyiar harus dengan tegas mengakhiri laki-laki banci dan estetika abnormal lainnya," demikian penjelasan regulator TV China yang menggunakan istilah 'niang pao' untuk menghina laki-laki banci.
Sebelumnya, bulan Juli 2021, pemerintah China melakukan sapu bersih akun-akun LGBT di platform WeChat.
Puluhan akun LGBT sebagian besar dijalankan oleh mahasiswa. Mereka bersuara dengan menyebut kekhawatiran terhadap pengetatan kontrol atas konten gay.
Banyak pihak di China menyambut baik langkah sapu bersih LGBT dengan mengatakan "sudah waktunya" mereka dibungkam.