Soal Pernyataan Saifuddin Ibrahim Minta Hapus 300 Ayat Al-Quran, PGI: Tak Terkait Gereja

- 18 Maret 2022, 07:10 WIB
Tangkap layar lambang PGI
Tangkap layar lambang PGI /Foto: screenshot web pgi.or.id/

BERITA SUBANG - Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menegaskan, pernyataan Pendeta Saifuddin Ibrahim yang meminta Kementerian Agama menghapus 300 ayat Al-Quran bersifat pribadi dan tidak ada hubungannya dengan PGI dan gereja-gereja pada umumnya di Indonesia.

"Pernyataan tersebut bersifat pribadi dan tidak ada hubungannya dengan PGI dan gereja-gereja pada umumnya di Indonesia," kata Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow, melalui siaran persnya, Kamis 17 Maret 2022.

Karena itu, PGI berharap agar masyarakat tidak terjebak untuk menggeneralisasi sikap dan pandangan pribadi sebagai sikap komunitas Kristen.

Baca Juga: Menkopolhukam Mahfud MD Murka, Minta Polri Selidiki Tayangan Video Saifuddin Ibrahim yang Timbulkan Kegaduhan

Baca Juga: Ini Sikap PGI Atas Ucapan Pendeta Saifuddin Ibrahim Di Media Sosial

"Kekristenan tidak mengajarkan jalan kebencian atau pun sikap membalas dendam," jelas Jeirry.

PGI, sambung Jeirry, berharap agar semua pihak berhati-hati dan bijak dalam menyikapi pernyataan provokatif yang bisa saja dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan merusak kerukunan antarumat beragama dan masyarakat.

"PGI meminta agar polemik ini tidak lagi dilanjutkan dan disebarluaskan melalui berbagai media sebab tidak membawa manfaat positif," katanya.

PGI juga meminta semua pihak untuk menghentikan ujaran dan tindakan yang saling melecehkan ajaran agama dan kepercayaan lain, serta memprovokasi kebencian antargolongan.

Baca Juga: Biodata Pendeta Saifuddin Ibrahim, di 2017 Ditangkap Karena Kasus Ujaran Kebencian, Menghina Nabi Muhammad SAW

Pernyataan resmi ini disampaikan PGI karena banyak pertanyaan yang ditujukan ke PGI terkait pernyataan yang meminta agar Menteri Agama mencabut 300 ayat dalam Al-Quran.

Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan seorang pria meminta 300 ayat Al-Qur'an dihapus viral di medsos. Polisi tengah mendalami video viral tersebut. Dalam video tersebut, terlihat seorang pria mengenakan kaus hitam sedang berbicara tentang terorisme dan radikalisme.

Dia juga berkata supaya menteri agama mengatur kembali kurikulum di pondok pesantren (ponpes).

Baca Juga: Bareskrim Polri Kerja Sama dengan Legal Attache FBI Selidiki Saifuddin Ibrahim di AS, Terakhir Klaim Ada di LA

"Karena sumber kekacauan itu adalah dari kurikulum yang tidak benar bahkan kurikulum-kurikulum di pesantren, Pak, jangan takut untuk dirombak. Bapak periksa, ganti guru-gurunya, yang karena pesantren itu melahirkan kaum radikal semua," kata pria tersebut dalam video. ***

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah