Mengenang Emeritus Pdt. SAE Nababan Saat Jadi Ephorus HKBP 1992-1998, Disemayamkan di RSPAD Gatot Subroto

- 9 Mei 2021, 20:37 WIB
Mantan Ketua Umum PGI Pendeta SAE Nababan
Mantan Ketua Umum PGI Pendeta SAE Nababan /Sumber: SAE Nababan/

BERITA SUBANG - Mantan Ephorus Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Emeritus Pdt. SAE Nababan periode 1987-1998, Pendeta Soritua Albert Ernst (SAE) Nababan yang disemayamkan di Rumah Duka RSPAD Gatot Soebroto lantai 2 ruang N rencannya akan di makamkan di Siborongborong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. 

Orang tua dari Hotasih Nababan itu saat ini disemayamkan di Rumah Duka RSPAD hingga 10 Mei 2021, selanjutnya akan dibawa ke kampung halamannya, Sumatera Utara.

Pdt. SAE Nababan meninggalkan istri, Alida Lumban Tobing, dan tiga anak dan enam cucu, yakni Hotasi Nababan-Eveline, Sindar Nababan-Friska, serta Rosida br Nababan-Elwin Tobing, adapun cucu Ernest, Erica, Mathias, Axel, Joel, Heida.

Mendiang Pdt. SAE Nababan, memiliki dua saudara kandung yakni Panda Nababan mantan anggota DPR RI dan juga politisi dari PDI-P, serta Asmara Nababan yang juga pernah duduk menjadi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

Baca Juga: Ephorus HKBP Robinson Butarbutar Berduka Atas Meninggalnya Tokoh Gerakan Oikumene Pdt. SAE Nababan

Sementara Ephorus HKBP Pdt. Robinson Butarbutar, sosok Pdt. SAE Nababan adalah seorang yang dikenal sebagai tokoh gerakan oikumene ditingkat nasional dan Internasional yang sangat berpengaruh di tengah bangsa.

"Ia merupakan teolog keadilan dan kemerataan, juga pemimpin gerakan oikumene paling berpengaruh sesudah Almarhum. T.B Simatupang," ujar Robinson Butarbutar.

Dia bahkan menilai bagi para pejuang keadilan dan perdamaian, sosok SAE Nababan aktivis, inspirator dan penopang.

"Bagi banyak pendeta di dalam kekristenan Ia (mendiang SAE Nababan) merupakan teolog yang tidak bisa diam melihat ketidakadilan," ungkap Robinson.

Baca Juga: Memprihatinkan, Sebelum Meninggal Ustadz Maaher Buang Air Pakai Popok

Pdt. SAE Nababan pernah dipercaya sebagai Sekretaris Umum Persatuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) periode 1967 - 1984, Ketua Umum PGI periode 1984-1987 dan menjadi Ephorus HKBP periode 1987-1998.

Dikancah dunia, pada tahun 2006 mendiang Pdt. SAE Nababan terpilih sebagai salah satu Presiden Dewan Gereja Sedunia (WCC) di Brazil. Selain itu pernah menjadi Sekretaris Pemuda Dewan Gereja-gereja Asia periode 1963-1967 dan Presiden Pemuda Dewan Gereja-gereja Asia periode 1990-1995.

Dari sumber 123dok.com, Gereja HKBP sempat ramai karena adanya konflik internal mulai sekitar tahun 1992, terkait pemilihan ephorus atau pimpinan tertinggi HKBP saat itu SAE Nababan dan Pdt. PWT Simanjuntak.

Baca Juga: Hidup Sederhana, Alm Syekh Ali Jaber Masih Mengontrak dan Hanya Sisakan Rp1 Juta di Tabungan

Konflik yang berkepanjangan itu berakibat jemaat gereja HKBP terpecah menjadi dua, yaitu jemaat yang pro dengan Pdt. SAE. Nababan yang disebut Setia Sampai Akhir (SSA), dan yang kontra dengan SSA, mengikuti ephorus yang terpilih Pdt. Dr. PWT. Simanjutak dengan julukan SAI Tiara.

Dengan adanya isu ini timbul konflik antara kedua belah pihak, demi mencari sebuah kebenaran dan keadilan dalam organisasi. Dalam konflik ini menimbulkan pengaruh terhadap eksistensi HKBP.

Pada tahun 1992 Pdt. SAE Nababan, terpilih dalam sidang Sinode Agung 1992. Namun, perjalanan kepemimpinanya berjalan mulus, setelah ada campur tangan pemerintah menengahi konflik tersebut.

Baca Juga: Dermawan Sosial Asal Solo Habib Mulachela Meninggal Dunia, Menteri Suharso Manoarfa Ikut Mendoakan Jenazah

Oleh pemerintah dibentuklah fungsionaris HKBP yang sudah lewat masa jabatannya seperti Pdt. SAE Nababan, Pdt. OPT Simorangkir, dan anggota Majelis Pusat lainnya untuk membantu HKBP memilih Fungsionaris baru. Hasilnya tiga nama pendeta dari anggota Majelis Pusat lama yakni Pdt. Dr. A.A. Sitompul, Pdt. Dr. W. Sihite, dan Pdt. Dr. S.M. Siahaan.

Dari mereka bertiga terpilih sebagai pajabat Ephorus bertugas untuk mempersiapkan Sinode Agung Istimewa periode 1992-1998 yang dikukuhkan di Auditorium Seminar Sipoholon. Pemilihan Fungsionaris HKBP dilakasanakan di Covention Tiara pada 11- 13 Pebruari.

Peserta yang hadir mencapai 82, jadi sudah melapaui jumlah yang dibutuhkan untuk mensyahkan adanya sinode, yaitu sebanyak 66. Ephorus yang terpilih Pdt. PWT. Simanjuntak dan Sekretaris Jenderal HKBP terpilih adalah Pdt. S.M. Siahaan.

Baca Juga: Pendakwah Anton Medan Meninggal Dunia di Usia 63 Tahun

Namun, SAE Nababan tidak mengakui terpilihnya Pdt. Dr. PWT. Simanjuntak dan Sekjend HKBP Pdt. S.M. Siahaan sebagai ephorus dan tetap menganggap dirinya sebagai Ephorus HKBP. Dari situ, sempat terjadi konflik cukup panjang di tengah jemaat HKBP.***

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x