TePI Reshuffel Kabinet Jokowi Perlu Menyasar Kepada Menteri Bermasalah

- 20 April 2021, 14:38 WIB
Presiden Joko Widodo saat meninjau pelaksanaan vaksinasi para seniman di Galeri Nasional Indonesia
Presiden Joko Widodo saat meninjau pelaksanaan vaksinasi para seniman di Galeri Nasional Indonesia /Doc. Biro Pers Presiden/

 

BERITA SUBANG - Komite Pemilih Indonesia (Tepi Indonesia) menilai momentum reshuffle selalu dimanfaatkan Presiden Jokowi untuk mengevaluasi kinerja para menterinya dan menggantinya. Selain menunjuk dua calon menteri baru dari penggabungan kementerian pendidikan, kebudayaan dan ristek (Kemendikbudristek), serta penambahan Kementerian Investasi.

"Jadi agaknya reshuffle ini akan menyasar para menteri yang di kementeriannya sedang "bermasalah" dan yang berkinerja kurang memuaskan. Termasuk para menteri yang tak setia menjalankan "perintah" Presiden," kata Koordinator Tepi Indonesia, Jeirry Sumampow, dalam keterangannya, Jakarta, Selasa, 21 April 2021.

Baca Juga: TePI Sebut Prof. Jimly dan Maruara Cocok Menduduki Kabinet Jokowi

Ini kata dia, berdasarkan pengalaman reshuffle yang dilakukan Presiden Jokowi sejak periode pertama. Karena itu, pergantian menteri tak hanya akan terjadi pada dua kementrian Kemendikbudristek dan Kementerian Investasi saja.

"Beberapa kementerian yang bisa masuk kategori layak untuk dievaluasi dan diganti adalah Kementerian Desa dengan kasus "jual-beli" jabatan; Kementerian Perdagangan dalam kasus impor beras dan impor lainnya; Kepala KSP dalam kasus Partai Demokrat; dan lainnya," ungkap dia.

Baca Juga: Ini Dugaan Menteri Pembuat Gaduh yang bakal di Reshuffle Jokowi

Jeirry menambahkan kebutuhan untuk merangkul kelompok keagamaan untuk bersama terlibat dalam mengelola kehidupan negara dengan memasukkan dijajaran kabinet pada reshuffel ke dua ini.

"Dalam hal ini tentu adalah NU dan Muhammadiyah. Selama ini, kesan saya, kedua Ormas tersebut agak merasa "ditinggalkan" Jokowi. Saya kira, peran kedua Ormas Islam ini dalam konteks menjaga stabilitas sosial politik sangatlah penting. Apalagi menghadapi tantangan radikalisme keagamaan yang sifatnya masih laten," tutur dia.

Halaman:

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah