Duh! Gara-gara Kerumunan Sepekan, Hancur Kerja Keras 10 Bulan Penanggulangan Covid-19

- 23 November 2020, 18:39 WIB
Anggota kepolisian dengan mengenakan hazmat menyemprotkan cairan disinfektan di kawasan Petamburan III, Jakarta Pusat, Minggu (22/11/2020). Penyemprotan tersebut dilakukan menyusul adanya temuan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di kawasan Petamburan.
Anggota kepolisian dengan mengenakan hazmat menyemprotkan cairan disinfektan di kawasan Petamburan III, Jakarta Pusat, Minggu (22/11/2020). Penyemprotan tersebut dilakukan menyusul adanya temuan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di kawasan Petamburan. /M Risyal Hidayat/Antara Foto

Baca Juga: Pemerintah Jamin Kesiapan RS di Indonesia Tangani Pasien Covid-19 Mencukupi

Di akhir rapat, Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo mengajak segenap aparat, petugas, relawan, dan berbagai elemen masyarakat lain mempertahankan semangat memerangi Covid-19, karena kita belum tahu kapan pandemi berakhir. “Kita pernah menekan angka terendah pada September lalu berjumlah 41.000 kasus, tapi hari-hari ini naik-naik ke posisi 63.696 korban, baik yang ringan, sedang, berat, maupun kritis.”

Angka kematian lebih dari 15.000 orang, tuturnya adalah angka yang besar sekali. Karenanya, melihat perkembangan terakhir, kita harus prihatin terhadap peningkatan kasus, terutama di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Dua hari terakhir Jakarta mencapai rekor tertinggi. Angka positif terakhir mendapai 1.579 korban, padahal sebelumnya di bawah 1.000 bahkan beberapa waktu lalu pernah di bawah 800 kasus per hari.

Karenanya, ke depan, setiap langkah kita adalah pencegahan. “Saya teringat pesan yang sangat baik dari Sekjen MUI, Pak Anwar Abbas yang mengatakan, iman saja tidak cukup untuk mengendalikan Covid-19, tapi dibutuhkan ilmu,” kata Doni.

Baca Juga: Cilandak Barat dan Tebet Barat Catat Kasus Covid-19 Tertinggi di DKI

Doni berharap, pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 terus ditingkatkan. Masyarakat perlu diberi pemahaman bagaimana cara covid menulari, bagaimana proses transmisi, apakah lewat aerosol atau droplet.

“Edukasi dan sosialisasi terus kita lakukan tanpa henti, termasuk upaya mencegah terjadinya kerumunan. Ingat, Covid-19 ini adalah musuh kita bersama. Bagi yang mengatakan covid-19 bukan ancaman, bisa jadi ia merupakan bagian dari musuh yang harus kita perangi,” tegas Doni Monardo, mantan Danjen Kopassus itu.

Lebih lanjut Doni menegaskan , komitmen menyelamatkan jiwa manusia harus ditempatkan pada posisi tertinggi. Semua yang mengancam keselamatan jiwa manusia harus kita hindari. Termasuk kegiatan pengumpulan massa.[]

Halaman:

Editor: Sunardi Panjaitan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x