Mengapa Ada Spekulasi Brigadir J Tewas di Magelang, Bukan di Kompleks Polri di Duren Tiga, Jakarta?

20 Juli 2022, 16:08 WIB
Tewasnya Brigadir J menurut versi kuasa hukum keluarga akibat pembunuhan berencana. Kuasa hukum Komarudin Simanjuntak dkk melaporkan kasusnya ke Bareskrim kemarin/foto: /M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO /portaljember.pikiran-rakyat.com /portaljember.pikiran-rakyat.com/

BERITA SUBANG - Kasus tewasnya Brigadir J, yang mencuat sejak 8 Juli 2022 terus bergulir dan kini banyak spekulasi akibat keluarga korban terus menyuarakan kegelisahannya terkait tewasnya polisi muda tersebut.

Terbaru, ada spekulasi bahwa Brigadir Nopryansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) tidak tewas di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, namun justru di Magelang.

Youtuber Anjas di Thailand menganalisa komentar kuasa hukum Brigadir Kamarudin Simanjuntak, yang membuat laporan dugaan pembunuhan ke Bareskrim Polri, 18 Juli 2022 lalu. Menurut Anjas, sebaiknya ada scientifically investigated, selain dari keterangan yang dikumpulkan dari para saksi.

Baca Juga: Kadiv Humas Polri Soal Permintaan Otopsi Ulang Brigadir J: Silahkan, Penyidik Terbuka untuk Libatkan Eksternal

"Kan lidah manusia itu tak bertulang, jadi menurutku sangat membahayakan kalau penyidikan hanya berdasarkan dari keterangan saksi. Seperti yang pernah disampaikan oleh Kapolri, bahwa harus ada scientifically investigated dalam penyidikan yang dilakukan,” ucap Anjas.

Kamarudin sebelumnya mengatakan ada beberapa alat bukti yang berhasil dikumpulkan secara diam-diam oleh pihak keluarga Brigadir J, meski penjagaan ketat dilakukan selama jenazah masih bersemayam di rumah duka.

Baca Juga: Misteri Tewasnya Brigadir J, Mantan Kabareskrim Susno Duadji: Periksa Juga HP, Senjata Bharada E dan Jenderal!

Ada tuduhan dari pihak keluarga, bahwa sejak tiba di rumah duka, tidak ada seorang pun yang diizinkan untuk membuka peti jenazah Brigadir J ini.

Kamarudin mengungkapkan bahwa pengumpulan alat bukti dilakukan ketika saat penjagaan anggota Polri sedikit lengah. Pihak keluarga, katanya, membuat alasan untuk menambah formalin ke dalam jasad Brigadir J dan tanpa curiga, anggota Polri yang bertugas menjaga peti jenazah lantas memberikan izin kepada pihak keluarga.

Pihak keluarga pun, secara diam-diam mengambil foto hingga video, yang menurut mereka ada indikasi beberapa bekas sayatan pada kaki, telinga belakang, hingga ke bagian jari.

Baca Juga: Pengacara keluarga Brigadir J: Ada Tindak Kekerasan Sebelum Penembakan, Pelaku Lebih dari 1 Orang

Pihak keluarga juga mengklaim tidak hanya luka tembak, namun juga ada beberapa memar, bekas biru di bagian perut dan rusuk, dan luka menganga di bagian bahu.

Kejanggalan lain yang diungkap pihak keluarga pada jenazah Brigadir J, adalah terdapat luka di bawah dagu, yang terlihat seperti habis dijahit. Ada juga luka di bawah ketiak, pembengkakan di bagian belakang dan rongga dalam telinga, hingga pergeseran rahang.

Temuan-temuan inilah yang kemudian akan dijadikan barang bukti laporan dugaan pembunuhan terhadap Brigadir J di pengadilan nantinya.

Baca Juga: Kasus Penembakan Brigadir J Melebar ke Urusan Judi Online, Bareskrim Perlu Klarifikasi

Sementara itu, kuasa hukum Brigadir J yang lain, yaitu Johnson Panjaitan, memberikan keterangan di sejumlah media massa, terkait kecurigaannya terhadap lokasi TKP (Tempat Kejadian Perkara) yang sepertinya berada di Magelang.

Hal itu karena ada bukti percakapan via WhatsApp dari Brigadir J, diketahui bahwa kala itu dia harus melakukan pengawalan terhadap atasannya ke Magelang.

Jumlah tembakan

Ada juga kecurigaan mengapa jika benar peristiwa tersebut terjadi di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, warga di sekitar tidak mendengar dahsyatnya suara adu tembak tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Polri menyebut ada 12 tembakan, tujuh berasal dari Brigadir J, dan lima dari Bharada E.

Masyarakat sepertinya ingin tahu tentang lokasi TKP yang sebenarnya, yang menurut Polri telah berkali-kali dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh, dan juga bagaimana kondisi Bharada E, yang hingga saat ini tidak ditemukan laporan apakah menderita luka akibat adu tembak tersebut.

Johnson Panjaitan juga menyoroti laporan pelecehan seksual yang dijadikan alasan terjadinya penembakan tersebut dan hingga saat ini belum ada bukti lain yang dilampirkan, yang mendukung laporan pelecehan seksual ini.

Sampai saat ini, kata Johnson, tidak ada bukti CCTV, ataupun hasil visum yang menguatkan pernyataan dari pihak Polri terkait pelecehan seksual yang dimaksud.

Ada pengakuan lain dari Johnson Panjaitan, yang mengatakan ketika jenazah Brigadir J tiba, diterima oleh bibi dari Brigadir J, dan saat itu ada proses administrasi yang cukup lama. Yang mengejutkan, setelah proses administrasi selesai, tiba-tiba datang 20 truk pasukan yang meminta untuk dilakukan penutupan terhadap rumah, termasuk kompleks yang menjadi lokasi jenazah disemayamkan.

Saat itu handphone (HP) dari pihak keluarga juga diminta untuk dinonaktifkan, dengan alasan untuk menutupi aib, karena Brigadir J dituduh telah melakukan pelecehan terhadap istri seorang Jenderal.

Pihak keluarga sempat tidak terima, tapi katanya mereka justru mendapatkan bentakan dari pasukan yang datang.

Detik-detik kejadian

Sebagai informasi, pada hari kejadian, tepatnya 8 Juli 2022, pukul 10.00 WIB pagi hari, sempat ada komunikasi antara Brigadir J dengan keluarganya.

Menurut pengacara Brigadir J, diketahui korban berkata, "nanti saya telepon lagi setelah mengantar, kira-kira 7 jam".

Ada rentang waktu 7 jam, yang kemungkinan besar menjadi waktu pembantaian terhadap Brigadir J, menurut versi keluarga. Namun, semua hal tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya, karena menurut keluarga hasil autopsi belum dikeluarkan, sehingga waktu pasti kematian sebenarnya Brigadi J pun belum diketahui oleh publik.

Pihak keluarga, lewat kuasa hukumnya mendesak untuk dilakukan autopsi ulang, yang secara hukum memang boleh dilakukan dan hal ini diungkapkan telah diperbolehkan oleh polisi.

Baca artikel terkait lainnya di topik Khusus:

# Misteri Kematian Brigadir J

Ikuti BeritaSubang.Com di Google News.

***

Editor: Muhamad Al Azhari

Tags

Terkini

Terpopuler