BERITA SUBANG - Gembala dan pendiri Gereja Tiberias Indonesia (GTI) Pendeta Yesaya Pariadji meninggal dunia Kamis 5 Mei 2022 pukul 15.00 WIB di RS Siloam, Jakarta
Kabar duka itu disampaikan dalam Gereja Tiberias Indonesia , Kamis 6 Mei 2022.
Belum diketahui penyebab wafatnya pendeta yang dikenal dengan ciri utama penyembuhan melalui minyak urapan dan perjamuan kudus.
Dalam keterangan beredar, GTI akan melakukan ibadah pelepasan dan tutup peti yang disiarkan secara live streaming pada Jumat 6 Mei 2022 pukul 08.00 WIB.
Baca Juga: Profil Pendeta Yesaya Pariadji, Pendiri dan Gembala Gereja Terbesar Tiberias Indonesia
ibadah pelepasan dan tutup peti dapat disaksikan melalui kanal youtube Gereja Tiberias Indonesia di https://www.tiberiaslivestreaming.com/
Dalam pesan duka tersebut tertulis, telah pulang ke Rumah Bapa di Surga, Pdt DR Yesaya Pariadji.
Kabar duka itu juga mengutip Wahyu 14:13 TB
Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: ”Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” ”Sungguh,” kata Roh, ”supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.”
Seperti diketahui, GTI merupakan salah satu gereja yang paling cepat pertumbuhan jemaatnya di Indonesia.
Baca Juga: Pendeta Yesaya Pariadji Wafat, Kesaksian Naik Turun Surga Kembali Jadi Perbincangan
Ciri utama pelayannya adalah penyembuhan Ilahi melalui minyak urapan dan perjamuan kudus.
Pendeta Pariadji sebagai pendiri merupakan orang yang paling berjasa dalam perkembangan GTI.
Mulanya ia adalah seorang pebisnis yang sukses yang menduduki posisi penting di sebuah bank ternama.
Baca Juga: Gereja Tiberias, Lahirkan Banyak Hamba Tuhan Sekelas Gilbert Lumoindong Hingga Erastus Sabdono
Selain itu Pariadji juga pernah mendapatkan kesempatan bagus bekerja di Istana.
Pariadji rela kehilangan aset berharganya untuk membangun Tiberias secara mandiri yang sampai saat ini telah memiliki banyak jemaat yang tersebar di seluruh nusantara
Pariadji mengaku bertemu langsung dengan Tuhan Yesus di IstanaNya.
Baca Juga: PWT Simanjuntak Ephorus HKBP 1992-1998 meninggal Dunia di Usia 85 Tahun
Kala itu Pariadji diperintahkan untuk membaca Alkitab namun ditolak. Baru pada tahun 1985, ketika mengalami sakit dan lumpuh, Ia mulai membaca Alkitab dan mempelajarinya.
Mukjizat itu datang dan seketika penyakit yang dideritanya langsung sembuh.
Pariadji sangat menyakini bahwa firman Tuhan bukanlah sekedar kata-kata, melainkan sebuah keajaiban yang maha dahsyat.
Ia pun sadar dan mengabdikan hidupnya untuk Yesus dengan mendirikan sebuah gereja yang diberi nama Tiberias.
Baca Juga: Junaedi Salat, Ali Tofan Anak Tuhan Berpulang
Tanggal 17 Agustus 1990 merupakan hari berdirinya GBI Tiberias yang kala itu masih berada dibawah naungan Gereja Bethel Indonesia.
Namun pada tahun 1997, pihak GBI memberikan sebuah keputusan untuk menghapus nama Tiberias pada gereja tersebut.
Akhirnya Pendeta Pariadji mengambil sebuah keberanian untuk memisahkan diri dari GBI dan membentuk Gereja Tiberias Indonesia.
Hingga saat ini cabangnya sudah tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Semarang, Medan, Manado, dan lain-lain. Selain itu GTI juga membuka pelayanan di luar negeri yakni di Singapura dan Australia.***