Media Israel Publikasikan Manfaat Ivermectin Sebagai Obat Pendamping Bagi Pasien Covid-19

5 Agustus 2021, 17:34 WIB
Studi double-blind Israel menyimpulkan obat Ivermectin, anti-parasit murah dapat mengurangi durasi dan penularan Covid-19 /Foto scenshoot web zerohedge.com/

BERITA SUBANG - Ditengah keterbatasan obat pendamping bagi pasien Covid-19 di Indonesia bahkan aparat kepolisian menemukan adanya penimbunan bahkan disebagian apotek menaikan harga eceran tertinggi (HET) terhadap obat herbal untuk mengurangi durasi penularan pandemi virus Corona seperti diantaranya Ivermectin.

Namun berbeda di Israel, negara itu malah mengakui keunggulan Ivermectin sebagai obat yang dapat mengurangi penyebaran Covid-19 dari hasil penelitian Prof Eli Schwartz, pendiri Center for Travel Medicine and Tropical Disease di Sheba Medical Center di Tel Hashomer.

Mengutip dari zerohedge.com, Kamis, 5 Agustus 2021 yang dikutip media itu dari pemberitaan Jerusalem Post menyebutkan sebuah penelitian double-blind Israel telah menyimpulkan bahwa Ivermectin, obat anti-parasit yang murah dan banyak digunakan sejak tahun 1981 itu bisa mengurangi durasi dan penularan Covid-19.

Baca Juga: Penanganan Kasus Ivermectin Indofarma, Kejari Bogor 'Heran' Polresta Malah Limpahkan ke BPOM

Penelitian yang dilakukan dua peneliti itu dilakukan terhadap 89 relawan yang memenuhi syarat berusia di atas 18 tahun yang telah dites positif terkena virus corona, dan tinggal di hotel Covid-19 yang dikelola negara tersebut.

Para relawan itu dibagi menjadi dua kelompok, 50 persen penerima obat Ivermectin, dan 50 persen menerima obat plasebo. Setiap pasien diberi obat selama tiga hari berturut-turut, satu jam sebelum makan.

Dari 83 persen relawan tidak menunjukkan gejala saat perekrutan. 13,5 persen pasien memiliki komorbiditas penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, hipertensi atau kanker.

Baca Juga: LBH Kesehatan Minta Jokowi Turun Tangan Awasi Tata Kelola Vaksin dan Obat Ivermectin Melalui KIPI

Usia rata-rata pasien adalah 35, mulai dari 20 hingga 71 tahun. Hasil Pengobatan dihentikan pada hari ketiga, dan pasien dipantau setiap dua hari sesudahnya. Pada hari keenam, 72 persen dari mereka yang diobati dengan obat Ivermectin dites negatif terhadap virus, vs 50 persen dari mereka yang menerima obat plasebo.

Sementara itu, hanya 13 persen pasien Ivermectin yang dapat menginfeksi orang lain setelah enam hari dibandingkan dengan 50 persen dari kelompok plasebo - hampir empat kali lipat.

Rawat Inap Tiga pasien dalam kelompok plasebo dirawat di rumah sakit karena gejala pernapasan, sementara satu pasien Ivermectin dirawat di rumah sakit karena sesak napas pada hari penelitian dimulai, hanya untuk dipulangkan sehari kemudian dan setelah hasil studi didapat "pasien dipulangkan ke hotel dalam kondisi baik".

"Studi kami menunjukkan pertama dan terutama bahwa Ivermectin memiliki aktivitas antivirus," kata Schwartz.

Baca Juga: LBH Kesehatan Dorong Pemerintah Dukung Pengunaan Ivermectin Ditengah Kelangkaan Obat Terapi Covid-19

"Ini juga menunjukkan bahwa hampir 100 persen kemungkinan seseorang akan tidak menular dalam empat hingga enam hari, yang dapat menyebabkan memperpendek waktu isolasi untuk orang-orang ini. Ini dapat memiliki dampak ekonomi dan sosial yang besar," ujarnya.

Dari studi yang muncul di server pracetak MedRxiv dan belum ditinjau oleh rekan sejawat. Schwartz mengatakan, menunjukkan dari penelitian serupa - 'meskipun tidak semuanya dilakukan dengan standar double-blind dan plasebo yang sama dengannya' - juga menunjukkan hasil yang menguntungkan untuk obat tersebut.

Meski demikian pemberitaan yang dipublikasikan oleh media asing itu dinilai cukup mampuni, namun di Indonesia obat Ivermectin masih belum diberi peluang oleh pemerintah pasalnya masih menunggu kebijakan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien Covid-19, jadi kita tunggu saja.***

Editor: Edward Panggabean

Tags

Terkini

Terpopuler