IDI Catat 504 Tenaga Medis Meninggal Dampak Covid-19, Tertinggi ke-5 Dunia

3 Januari 2021, 06:48 WIB
Tenaga medis garda terdepan penaggulangan Covid-19 /Tangkap layar Video Satgas Covid-19./

BERITA SUBANG-Dampak pandemi Covid-19 sejak Maret hingga Desember 2020 di Indonesia telah terjadi krisis kesehatan dan perubahan prilaku dalam tatanan kehidupan.

Penerapan protokol kesehatan ditengah masyarakat pun harus di jalankan, agar para penderita Covid-19 positif tidak meningkat. Mengingat, tenaga medis sebagai garda terdepan harus berjibaku merawat para pasien positif Covid-19 agar sembuh.

Baca Juga: Ayo Cek Nama Anda Apakah Terdaftar Penerima Vaksin

Namun, yang terjadi malah para tenaga medis banyak yang terpapar hingga berujung meninggal dunia. Bahkan, kematian para medis di Indonesia masuk lima besar di dunia.

"IDI (Ikatan Dokter Indonesia) mencatat angka kematian tenaga medis di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia dan masuk lima besar di seluruh dunia. Peningkatan kematian tenaga medis itu," terang Ketua Tim Mitigasi PB IDI dr. Adib Khumaidi, SpOT, seperti dikutip
dari PMJNews, Jakarta, Sabtu, 2 Januari 2021.

IDI melalui tim mitigasinya, kata dokter Adib mencatat para tenaga medis hingga akhir Desember 2020 terdapat 504 petugas yang meninggal dunia akibat virus itu.

BACA Juga: Laporan Akhir Tahun 2020: Sebanyak 735.124 Penduduk Indonesia Terpapar Covid-19, Berapa yang Sembuh?

Angka kematian terhadap dokter mencapai 237 orang dan 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, tujuh apoteker dan sepuluh tenaga laboratorium medik.

Dijelaskannya, para dokter yang gugur tersebut terdiri dari 101 dokter umum, di antaranya adalah empat guru besar, 131 dokter spesialis, dengan di antaranya tujuh guru besar, serta lima residen.

"Semuanya berasal dari 25 IDI wilayah (Provinsi) dan 102 IDI cabang (kota/kab)," ujarnya.

BACA Juga: Covid-19 Nakes Berguguran, Doni Monardo Beri Perhatian Bentuk Bidang Perlindungan Nakes

Dokter Adib menjelaskan meningkatnya kasus tenaga kesehatan meninggal merupakan salah satu dampak akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi.

"Misalnya, berlibur, pilkada dan aktivitas berkumpul dengan orang tidak serumah," ujarnya.

Kemudian, dijelaskanya bahwa vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif.

"Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat," tuturnya.

BACA Juga: Ayo Cek Nama Anda Apakah Terdaftar Penerima Vaksin

Dokter Adib menambahkan, karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi dimana rasio positif Covid-19 pada angka 29,4 persen.

"Situasi akan bisa menjadi semakin tidak terkendali jika masyarakat tidak membantu dengan meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan 3M," imbuhnya.

IDI meminta agar pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan untuk memperhatikan ketersediaan alat pelindung diri bagi tenaga medis serta tes rutin untuk mengetahui situasi terkini.

Menurut dokter Adib perlindungan bagi tenaga kesehatan mutlak dibutuhkan, lantaran petugas kesehatan sekarang menjadi garda terdepan dan benteng terakhir mengingat masih adanya yang abai pada protokol kesehatan.***

 

Editor: Edward Panggabean

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler