Teks Khutbah Idul Adha 2021 MUI, Sabar Dalam Berkurban

- 20 Juli 2021, 07:01 WIB
Teks Khutbah Idul Adha 2021 Tentang Sabar Dalam Berkurban Dari MUI
Teks Khutbah Idul Adha 2021 Tentang Sabar Dalam Berkurban Dari MUI /Dok. Hallo Media/Banny Rachman

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّيْ أَرَى فِيْ المَنَامِ أَنِّيْ أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَآأَبَتِ افْعَلْ مَاتُؤْ سَتَجِدُنِيْ إِنْ شَآءَ اللهُ مِنَ الصَابِرِيْنَ
“Tatkala anak itu sampai umurnya dan sanggup berusaha bersamasama Ibrahim. Ibrahim berkata ; Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu. la menjawab, wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan oleh Allah kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Ini adalah ujian ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah. Di kemudian hari, pengorbanan ini menjadi anjuran bagi umat Islam untuk menyembelih hewan kurban, setiap tanggal 10 Dzulhijah dan pada hari tasyrik, yaitu 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd

Kaum muslimin yang berbahagia

Saat sekarang ini umat Islam, khususnya di Indonesia sedang mendapat musibah pendemi Covid-19 sehingga secara keagamaan, sosial dan ekonomi mengalami banyak perubahan dan kesulitan. Secara keagaman kita banyak perubahan tata laksananya bahkan sampai tak dapat melaksanaan ibadah sebagaimana mestinya.

Contohnya, beberapa bulan lalu kita tak dapat melaksanakan shalat jum’at berkali-kali karena menghindari berkerumun di masjid, shalat rawatib berjemaah sampai sekarang di daerah yang masih rawan penularan covid-19 belum bisa melaksanakan shalata berjemaah yang merapatkan shaf.

Secara sosial keagamaan banyak hal yang berubah karena mengikuti protokol kesehatan untuk menghindari penolaran pandemi ini. Yaitu, tidak bersalaman secara langsung saat berlebaran dan pertemuan, tidak bisa mudik saat lebaran dan acara-acara hari besar dan tabligh akbar sulit dilaksanakan.

Kini secara ekonomi, pendapatan masyarakat sangat terasa penurunan produksi bahkan sebagian banyak yang dirumahkan juga diberhentikan kerja. Para pekerja informal, seperti guru lepas dan pedagang kaki lima banyak yang berhenti bekerja karena suasan di saat wabah pandemi tak memungkin kondisinya.

Masyarakat saat ini banyak yang prihatin. Apapun kondisinya harus banyak berkorban demi mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidup baik secara muril maupun materiil. Harus meluruskan niat, semua upaya semata-mata qurbanan (mendekatkan diri) kepada Allah SWT.

Mari kita kembali kepada ajaran Islam untuk menghindari siksa dengan datangnya wabah sehingga wabah pandemic ini bisa mendatangkan rahmat. Sebab musibah, termasuk pandemin Covid-19 ini akan menjadi siksa (adzab) bagi siapa yang dikehendaki oleh Allah SWT dan akan menjadi rahmah (kasih sayang) Allah kepada orang mukmin. Karenanya, untuk menjadikan musibah ini rahmah adalah menyikapinya dengan keimanan dan melaksanaan ajaran Islam.

Halaman:

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x