Ekonom Faisal Basri Ragukan Klaim Kimia Farma Tidak Cari Untung di Vaksin Berbayar

- 14 Juli 2021, 13:43 WIB
Kontroversi Vaksin Covid-19 Berbayar, Faisal Basri: Praktik Jualan Vaksin Adalah Tindakan Biadab
Kontroversi Vaksin Covid-19 Berbayar, Faisal Basri: Praktik Jualan Vaksin Adalah Tindakan Biadab /Instagram/@faisalbasri2012/

BERITA SUBANG - Ekonom Faisal Basri meragukan klaim Kimia Farma yang menyebut tidak mencari keuntungan dalam menjalankan vaksinasi berbayar.

Menurut ekonom senior itu, jika memang tidak mencari keuntungan, sebaiknya Kimia Farma turun membantu menjadi operator vaksinasi gratis.

“Jika tak cari untung, jadi operator vaksinasi saja untuk mempercepat herd immunity. Dulu ngakunya sebagai peluang bisnis,” sindirnya lewat akun Twitter pribadi, Rabu 14 Juli 2021.

Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes

Faisal Basri meminta Kimia Farma untuk lebih jujur dalam hal ini. Apalagi, stok vaksin berbayar sebanyak 15 juta dosis akan segera tiba di Tanah Air.

“Target vaksin berbayar korporasi yang dikoordinir Kadin seret. Jadi harus ada langkah penyelamatan stok vaksin. Bukankah marjin vaksin sudah dipatok 20 persen dan jasa pelayanan 15 persen?” tanya Faisal Basri.

Faisal Basri mengaku dirinya pernah mengusulkan agar pemerintah membeli stok vaksin yang dikelola BUMN. Tapi usul itu ditolak pemerintah dengan alasan kemahalan dan mereka bisa beli lebih murah.

Baca Juga: Vaksinasi Individu Berbayar Bisa Untuk WNA, Budi Gunadi: Pemerintah Perluas Vaksin Gotong Royong

Faisal Basri juga merasa aneh dengan pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menyebut vaksin yang dikuasai BUMN didapat berbasarkan business to business murni.

Halaman:

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah