Rhenald Kasali: Waspada Jerat Pamer Kekayaan Untuk Menarik Investasi

2 Februari 2022, 22:09 WIB
Guru Besar Fakultas Ekonomi UI, Rhenald Kasali /dok. Youtube Rhenald Kasali/

BERITA SUBANG - Pakar Marketing Rhenald Kasali mengingatkan masyarakat tidak tergiur dengan maraknya promosi atau iklan investasi yang memamerkan harta dan uang sebagai modus untuk menarik investornya.

Menurut dia, saat ini Indonesia sedang mengalami ledakan investasi. Minat investasi yang tinggi itu dimanfaatkan orang orang tertentu untuk menarik investor dengan melakukan flexing.

Rhenald menjelaskan, flexing merupakan sebuah perilaku atau tindakan memamerkan kekayaan yang dimiliki seseorang kepada orang lain.

Baca Juga: OJK Larang 7 Investasi Bodong, Mulai Forex, Aset Crypto dan Robot Trading

Banyak orang yang di media sosial memamerkan barang-barang mewahnya seperti mobil, rumah, hingga gaya hidup untuk menunjukkan kesuksesannya.

Mereka seolah-olah untung besar dari bermain saham maupun komoditas yang lain, sehingga membuat banyak investor-investor baru tergiur.

“Mereka menunjukkan gaya hidupnya, rumah saya seperti ini, mobil saya seperti ini, padahal di belakang mereka ada broker yang membuat saudara-saudara akan diambil uangnya,” ungkap Rhenald Kasali saat memberi sambutan dalam acara Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi DIY di Royal Ambarukmo, Sabtu 29 Januari 2022.

Saat ini masih banyak broker-broker ilegal yang berkeliaran, menawarkan keuntungan besar yang sangat menggiurkan investor-investor baru.

Baca Juga: Net89 Berjanji Kembali Dana Nasabah Investasi

“Bisnisnya apa? Bisnis online. Enggak tahunya mereka broker dan sebagian adalah kepanjangan tangan dari orang-orang tertentu,” ujar Rhenald Kasali.

Hal ini merupakan masalah serius yang harus dihadapi Indonesia. Jangan sampai gairah investasi yang sedang positif ini dibuat tak sehat oleh oknum-oknum tersebut.

Selain membuat ekosistem investasi yang tak sehat, mereka juga akan membuat anak-anak muda jadi takut untuk menanamkan investasi di pasar modal.

“Ini adalah persoalan besar yang harus kita hadapi ke depan,” kata Rhenald Kasali.

Lebih lanjut, Rhenald Kasali mengungkapkan, ada sekitar 2 sampai 4 juta investor baru yang menanamkan modalnya di pasar modal Indonesia.

Mereka belajar menjadi seorang trader dengan melakukan transaksi saham dan sebagainya. Namun di sisi lain, ada pihak-pihak tak bertanggung jawab yang mencoba memanfaatkan dan menipu mereka yang notabene masih baru dalam dunia pasar modal.

“Dan sekitar 1 juta di antaranya sedang mengalami penipuan, binary option, dan sebagainya yang dilakukan oleh orang-orang yang melakukan flexing,” kata dia.***

Editor: Tommy MI Pardede

Tags

Terkini

Terpopuler