IHSG Naik Turun Sepekan Terakhir, Bagaimana Harga Batubara dan Kinerja Korporasi SMBR, Positif kah!

24 Oktober 2021, 17:03 WIB
Ilustrasi. Harga batubara berjangka milik China kini sedang mengalami perununan, hal itu membuat NDRC mempelajari intervensi harga. /Pixabay/stafichukanatoly

 

BERITA SUBANG - Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada menyebut bahwa tren naik turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan terakhir ini, dalam koreksi hal yang wajar, setelah IHSG mengalami kenaikan dalam satu bulan terakhir.

Kenaikan IHSG kata dia dari 6100-an hingga ke 6680-an banyak ditopang oleh aksi beli di saham-saham bank dan energi.

"Ada sentimen negatif dari Cina di mana mereka berencana untuk memangkas harga komoditas," ujar Reza dalam keterangannya, Minggu 24 Oktober 2021.

Terkait, apakah kondisi tersebut mempengaruhi kinerja saham PT Semen Baturaja Tbk (SMBR). Menurut Reza dalam semester tahun ini permintaan Semen Baturaja mulai meningkat, secara year on year (yoy) juga meningkat dan mampu membukukan laba dari sebelumnya rugi.

"Ini bisa menjadi booster atau sentimen positif pelaku pasar," kata Reza.

Baca Juga: Kementerian Perdagangan Tingkatkan Kapasitas Aplikasi Berbasis Teknologi Bagi UMKM

Sedangkan pengamat Ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, berpendapat kondisi tersebut tak mempengaruhi.

Meski pergerakannya berada dalam tren penurunan setidaknya dalam satu minggu terakhir, namun kinerja korporasi SMBR masih positif.

Yusuf mengatakan bahwa hal ini tidak terlepas dari kenaikan harga batubara yang memang berada dalam tren kenaikan sebulan terakhir.

"Sebenarnya posisi SMBR dan industri semen pada umumnya di tahun ini masih berada dalam posisi over supply," ungkap dia.

Diketahui volume penjualan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) tumbuh positif. Realisasi penjualan SMBR hingga bulan September 2021 mencapai 1,34 juta ton.

Baca Juga: Jokowi Tunjuk Luhut Pimpin Komite Kereta Cepat Jakarta Bandung

Vice President Corporate Secretary Semen Baturaja Doddy Irawan mengatakan, realisasi ini tumbuh 5 persen jika dibandingkan dengan volume di periode yang sama tahun lalu sebesar 1,28 juta ton.

Adapun realisasi penjualan SMBR periode bulan September 2021 tumbuh 6 persen jika dibandingkan dengan volume bulan Agustus.

Pihaknya juga mengoptimalkan penggunaan batubara berkalori rendah dari sumber yang paling ekonomis. Selain itu, SMBR juga memperbanyak rekanan vendor penyuplai batubara. 

Sebagai informasi, emiten yang berbasis di Sumatra Selatan ini menargetkan penjualan semen sebanyak 2.189.534 ton pada tahun ini atau meningkat 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

SMBR pun menganggarkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp84,9 miliar. Dana belanja modal tersebut digunakan untuk mendukung sejumlah agenda bisnis perseroan di tahun ini.

Baca Juga: Bangun Usaha Pertanian Bisa Cuan Maksimal di Era Pandemi, Begini Cara Mengolahnya

Salah satunya diprioritaskan untuk kegiatan penambangan untuk memastikan cadangan batu kapur, dengan mempersiapkan lahan tambang baru di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan yang telah memiliki progres sebesar 77,92 persen.

Selain itu, SMBR juga menyiapkan investasi untuk pengembangan program efisiensi operasional perusahaan.***

Editor: Edward Panggabean

Tags

Terkini

Terpopuler