Muslim Pro: Soal Jual Data ke Militer AS 'Sepenuhnya Tidak Benar'

- 18 November 2020, 06:09 WIB
Screenshot akun Twitter resmi Muslim Pro Indonesia
Screenshot akun Twitter resmi Muslim Pro Indonesia /@MuslimProID/

BERITA SUBANG - Muslim Pro, sebuah aplikasi dengan 98 juta download oleh umat Muslim, akhirnya merilis bantahan atas tuduhan telah menjual data pengguna ke militer Amerika Serikat (AS).

"Media mengangkat berita perihal Muslim Pro yang menjual data pribadi pengguna kepada pihak militer AS," kata Muslim Pro dalam cuitannya Selasa, 17 November 2020 melalui akun Twitter officialnya @MuslimProID, yang mempunyai 16,9 ribu followers.

"Kami menyatakan hal tersebut SEPENUHNYA TIDAK BENAR. Muslim Pro berkomitmen untuk melindungi & mengamankan privasi pengguna karena bagi kami ini adalah hal yang sangat serius," jawabnya.

Baca Juga: Siapa Dibelakang Muslim Pro, Aplikasi yang Dituduh Jual Data 98 Juta Umat Muslim ke Militer AS

Dalam cuitan yang telah 34 kali dibagikan (retweet) dan mendapat 52 Likes, Muslim Pro juga menayangkan "Pernyataan Publik", dimana mereka mengatakan bahwa aplikasi mereka "menerapkan pengaturan standar keamanan industri dan tindakan perlindungan, serta memilih partner teknologi untuk menjaga dan mengamankan data pada infrastruktur cloud" yang dimilikinya.

Aplikasi yang dibuat oleh Bitsmedia Pte Ltd tersebut menambahkan mereka telah bersikap "terbuka dan transparan" mengenai informasi pribadi yang dikumpulkan, simpan dan proses.

"Ini kami lakukan karena rasa percaya jutaan umat dan pengguna Muslim Pro setiap hari," tambahnya.
Pada bagian bawah Pernyataan Publik tersebut hanya tertulis - Tim Muslim Pro -.

Baca Juga: Tidak Dapat Izin Gunakan Monas, FPI, GNPF Ulama dan PA 212 Pastikan Reuni 2 Desember Tidak Digelar

"Disisi lain, selain pada bagian Komunitas, setiap fitur dalam aplikasi Muslim Pro juga bisa diakses tanpa harus mendaftarkan diri atau login. Hal ini memungkinkan adanya anonimitas data yang kami kumpulkan dan proses."

Muslim Pro melanjutkan bahwa dalam usahanya memberikan pelayanan yang lebih baik terhadap para pengguna, aplikasi ini berbagi data "anonim dengan partner teknologi terpilih yang diwajibkan untuk mematuhi hukum dan peraturan global seputar perlindungan privasi data."

"Kami sangat menyadari situasi yang kini sedang terjadi dan sudah melakukan investigasi internal, serta mengulas kembali kebijakan tata kelola data untuk memastikan seluruh data pengguna ditangani sesuai dengan aturan yang ada."

***

Editor: Muhamad Al Azhari

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x