BERITA SUBANG - Satu pekan setelah menyuarakan larangan Facebook di dataran Rusia, agen komunikasi negara tersebut, Roskomnadzor, mengumumkan akan melarang Instagram juga.
Sementara larangan Facebook mengutip "diskriminasi terhadap media Rusia," kali ini, pemerintah mengklaim itu terjadi karena keputusan perusahaan induk Meta yang mengarahkan moderator untuk mengizinkan posting yang menyerukan kekerasan terhadap tentara Rusia jika mereka berasal dari negara tertentu, termasuk Ukraina.
Kepala Instagram, Adam Mosseri, mencuitkan melalui akun Twitter miliknya bahwa "Keputusan ini akan memotong 80 juta orang di Rusia dari satu sama lain, dan dari seluruh dunia karena sekitar 80 persen orang di Rusia mengikuti akun Instagram di luar negara mereka. Ini salah".
On Monday, Instagram will be blocked in Russia. This decision will cut 80 million in Russia off from one another, and from the rest of the world as ~80% of people in Russia follow an Instagram account outside their country. This is wrong.— Adam Mosseri (@mosseri) March 11, 2022
Sedangkan bunyi pernyataan agensi Rusia menyatakan hal sebagai berikut, yang telah diterjemahkan:
"Seperti yang Anda ketahui, pada 11 Maret, Meta Platforms Inc. membuat keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan mengizinkan posting informasi yang berisi seruan kekerasan terhadap warga Rusia di jejaring sosialnya Facebook dan Instagram."
"Pesan yang beredar di jejaring sosial Instagram mendorong dan memprovokasi tindakan kekerasan terhadap orang Rusia, sehubungan dengan itu Kantor Kejaksaan Agung Rusia menuntut agar Roskomnadzor membatasi akses ke jejaring sosial ini."
"Karena akan membutuhkan waktu bagi pengguna Instagram aktif untuk mentransfer materi foto dan video mereka ke jejaring sosial lain dan memberi tahu kontak dan pelanggan mereka, Roskomnadzor memutuskan untuk menyelesaikan prosedur untuk memberlakukan pembatasan akses ke Instagram pada pukul 00:00 pada 14 Maret, memberikan pengguna dengan tambahan 48 jam masa transisi."
Presiden Meta untuk urusan global, Nick Clegg, memberikan pernyataan bahwa kebijakan perusahaan berfokus untuk melindungi hak orang untuk berbicara sebagai ekspresi pembelaan diri sebagai reaksi terhadap invasi militer ke negara mereka.
Responding to reports that the Russian government is considering designating Meta as an extremist organization for its policies in support of speech: pic.twitter.com/Y8sUbZDSML— Nick Clegg (@nickclegg) March 11, 2022
Ia mengatakan jika Meta ataupun Instagram menerapkan kebijakan tetapnya tanpa penyesuaian, mereka akan menghapus konten dari warga Ukraina yang mengekspresikan perlawanan dan kemarahan mereka terhadap invasi Rusia, yang akan dianggap tidak dapat diterima.