Miris, Sebanyak 25 Pabrik Garmen di Subang PHK 10 Ribu Pekerja

- 10 November 2022, 15:37 WIB
Ilustrasi pabrik garmen.
Ilustrasi pabrik garmen. /Antara/M Risyal Hidayat/

BERITA SUBANG - Sebanyak 25 pabrik garmen yang ada di seluruh wilayah Subang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap ribuan karyawan.

Kepala Disnakertrans Subang, Yenni Nuraeni mengatakan, ada sekitar 10.000 pekerja di wilayahnya yang mengalami PHK atau sekitar 10 hingga 50 persen dari total pekerja di satu pabrik.

Baca Juga: Ribuan Korban PHK di Subang Incar Kerja di Taiwan dan Arab Saudi, Begini Cara Daftar di Kadisnakertrans

Baca Juga: Bantu Korban PHK Besar-besaran, Ini Langkah Disnaker Jabar Terkait Jaminan Buruh

.“Pabrik-pabrik garmen tersebut biasanya mengekspor produknya ke Amerika dan Eropa. Tapi, akibat kondisi ekonomii global banyak buyer luar negeri yang  membatalkan  pesanannya,” ujar Yenni, Kamis 10 November 2022.

Yenni mengaku mendapat laporan pesanan ekspor anjlok dalam beberapa bulan terakhir, tepatnya Oktober hingga November 2022. Pihaknya pun telah melakukan pemantauan ke pabrik-pabrik tersebut.

Baca Juga: Kena PHK, Tenang, Yuk Urus JKP, Mininal Punya Uang 6 Bulan Kedepan

Baca Juga: Sebanyak 87 Usaha Garmen dan Tekstil di Jabar PHK Gila-gilaan, 43.567 Buruh Jadi Pengangguran

“Kondisi itu dikhawatirkan memburuk pada 2023 sehingga perusahaan terpaksa melakukan efisiensi. Salah satunya memberhentikan karyawannya,” ujar dia.

Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, PHK kali ini termasuk kejadian luar biasa. Namun, PHK besar-besaran tak hanya terjadi di Subang, tapi juga daerah lain di Indonesia.

Meski begitu ia memastikan hingga saat ini belum ada perusahaan garmen yang tutup di Subang.

Baca Juga: Pabrik Alas Kaki Tepuruk, Brand Sepatu Terkenal Pangkas Permintaan dari Indonesia

Baca Juga: Ini Lokasi dan Harga Rumah Murah di Subang, Beli Sebelum Kehabisan

"Kami berharap kondisi tersebut segera membaik dan tak berdampak pada pekerja dan perekonomian," kata Yenni.

Pihaknya telah mempersiapkan sejumlah langkah untuk menghadapi gelombang PHK yang lebih buruk pada 2023. Salah satunya pelatihan kerja. Namun langkah tersebut belum dipastikan efektif.

“Untuk menggelar pelatihan kerja kita hanya mampu 400-600 orang, sedangkan anak SMK yang lulus setiap tahun saja ada 11.000,” ungkap Yenni.

Baca Juga: Gegara Kebaya Merah, Netizen Kembali Senggol Video Syur 19 Detik Gisella Anastasia

Baca berita terkini lainnya melalui Google News.

***

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x