Bikin Merinding! Pelaku Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Lihai Forensik, Kuasai TKP, Bisa Kelabui Lie Detector?

- 1 Januari 2022, 15:08 WIB
Kasus pembunuh ibu dan anak di Subang terus berlanjut, yang terbaru Yoris, putra Yosef Hidayah akhirnya bersepakat untuk bersama-sama mencari pembunuh keluarganya.
Kasus pembunuh ibu dan anak di Subang terus berlanjut, yang terbaru Yoris, putra Yosef Hidayah akhirnya bersepakat untuk bersama-sama mencari pembunuh keluarganya. /Instagram/@rohman_hidayat_rhp/

BERITA SUBANG - Meskipun kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang telah mengalami kemajuan pesat sejak diambil alih dari Polres Subang ke Polda Jabar, belum terungkapnya tersangka algojo pembunuh Amalia Mustika Ratu (Amel Subang) dan Tuti Suhartini, membuat publik resah.

Hari ini, tahun sudah berganti, di awal tahun ini, nama tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang, tak juga dirilis pihak kepolisian.

Banyak pekerjaan rumah yang harus dipecahkan pihak kepolisian terkait kasus ini.

Hal yang menambah resah publik adalah dugaan bahwa pelaku sangatlah profesional dan lihai dalam trik-triknya untuk dapat berkelit dari jeratan hukum yang sangat berat menunggunya jika ia berhasil ditangkap polisi.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan di Subang: Sketsa Sudah Dirilis Polisi, Total 69 Saksi Diperiksa, Pelaku LIhai Forensik?

Yosef (Yosef Subang), ayahanda Amel sempat menerima tampias tuduhan netizen karena ia sedang bersama Mimin, istri mudanya di malam kelam tersebut.

Berikut beberapa analisa dari para pakar yang menunjukkan bahwa pelaku pembunuh Amel dan Tuti sangat lihai dan profesional.

1. Mengetahui seluk-beluk forensik

Menjadi pertanyaan besar ketika ahli forensik dr. Sumy Hastry Purwanti tak mampu menjebol titik lemah pelaku pembunuh sadis tersebut. Bahkan, dr. Sumy kini tidak berkenan membeberkan hasil autopsi kedua terhadap jenazah Amel dan Tuti.

Alasan diriya tidak mau mengungkap hasil forensik kedua terungkap pada sebuah acara live ‘Forensic Talk’ dengan tema ‘Kasus Subang’ yang diadakan oleh Pusat Forensik Terintegrasi Universitas Indonesia (UI).

"Saya dan juga ahli (forensik) yang lain tuh hanya berbicara atau menyerahkan hasil ke penyidik atau nanti berbicara di pengadilan. Jadi banyak rekan-rekan yang meminta apa hasil otopsi kedua (kasus Subang) kita tidak bisa bicara”, kata dr. Hastry.

Baca Juga: Misteri Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, Sketsa Pelaku dan Opini Publik yang Makin Liar? Mirip Siapa kah?

Ahli Forensik Mabes Polri Kombes Pol dr Sumy Hastry Purwanti
Ahli Forensik Mabes Polri Kombes Pol dr Sumy Hastry Purwanti

Demikian pula, alasan terkait dirinya menolak membeberkan ke media terkait hasil autopsi kedua. Dr. Hastry menegaskan bahwa hal tersebut bukanlah kewenangannya, melainkan ranah penyidik.

"Saya kan hanya bantuan teknis sebagai dokter forensik. Forensik itu berbicara jika ada manusia meninggal tidak wajar. Apakah dia korban pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan atau meninggal karena tidak wajar lainnya”, kata dr. Hastry.

Dr. Hastry pernah membeberkan bahwa di jenazah korban Amel dan Tuti sudah tak ditemukan sidik jari akibat sudah dibersihkan oleh pelaku.

Baca Juga: Polres Subang Berhasil Mengamankan Sebanyak 9 Orang Tersangka Penyalahgunaan Narkotika

Dr. Hastry mengatakan pelaku mengetahui jika sidik jari dalam tubuh bisa hilang jika dibersihkan dengan sabun dan dari caranya membersihkan jejak sidik jari dapat diketahui bahwa pembunuh sadis tersebut memang ahli atau mengetahui forensik.

Ahli forensik ternama ini berkesimpulan pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang memiliki pengetahuan luar biasa dan sangat paham dunia forensik.

Untungnya, Tim Inafis Mabes Polri dan Polres Subang masih bisa mendeteksi sidik jari pembunuh ibu dan anak di Subang di tembok yang kering, pintu masuk, pintu keluar, dan juga di mobil.

"Bisa ditemukan, mungkin waktu membersihkan cepat-cepat. Kemarin saya dapat, sidik jari di sekitar mobil, di rumah juga," ujar dr Hastry, seperti dikutip Desk Jabar pada artikel berjudul MENGEJUTKAN, INILAH FAKTA KECANGGIHAN PELAKU, Kasus Pembunuhan Subang, Analisis Anjas, dr Hastry Dan Roy Suryo.

2. Menguasai lapangan, teliti untuk tutupi jejak

Pelaku pembunuhan di Subang juga diduga kuat menguasai lapangan dan mengetahui informasi CCTV yang mati untuk menutupi jejaknya.

Adalah CCTV yang hidup yang digunakan untuk memperkuat alibinya.

Hal ini diungkapkan dalam postingan YouTube Anjas di Thailand yang menyorot secara khusus CCTV yang berada di SMA Jalancagak yang berlokasi di depan rumah kejadian ternyata dalam kondisi mati.

Menurut dugaan Anjas, pelaku pembunuh sadis Tuti Suhartini (55) dan anaknya, Amalia Mustika Ratu (23) sudah mengetahui jika CCTV di sekitar lokasi Jalancagak, Subang, mati.

Anjas menuliskan judul yang menohok pada postingan Youtubenya Jumat, 10 Desember 2021: SIAPA YG SIAPKAN PELAKU PETA INFO LOKASI CCTV ??

Videonya dapat dicek di bawah ini:

Menurut Anjas, Pelaku pembunuhan di Subang sudah membuat peta letak lokasi bahkan secara detail mengetahui kondisi CCTV yang hidup dan yang mati di sekitar TKP.

Menurut dugaan Anjas, komplotan sadis tersebut sudah membagi-bagi tugas, termasuk terkait cara mereka dapat lolos dari rekaman CCTV.

Menurut Anjas, dengan dugaan bahwa semua hal tersebut adalah terencana, kecil kemungkinan pembantaian ibu dan anak yang dilakukan secara sadis tersebut adalah merupakan ketidaksengajaan.

"Sepertinya, para pelaku mengetahui sekali, sehingga mereka bisa menghindari sejumlah CCTV yang hidup, dan mengetahui mana yang mati," kata Anjas, seraya menambahkan ia menduga dalang pelaku sadis tersebut merupakan orang yang sudah dikenal korban.

"Kita tahu di daerah Subang, ada beberapa lokasi CCTV yang mati, ada beberapa yang hidup. Mungkin saja mereka tahu untuk melewati jalur-jalur CCTV-nya tidak mati di waktu-waktu tertentu yang mendekati dengan waktu kematian berdasarkan hasil autopsi," kata Anjas.

Ia menambahkan kemungkinan besar pelaku tahu jika CCTV akan diambil polisi sebagai barang bukti dan mereka melewati pada jam-jam tertentu agar frame-nya tepat.

3. Handphone korban dirusak agar titik lokasi lenyap

Ada pula analisa Anjas di Thailand pada postingan Youtube berjudul “Kemajuan Pesat !! 1 HP Amel yang Dirusak Pelaku Telah Ditemukan !! yang diunggah akhir tahun lalu.

Sebelumnya, diketahui handphone milik Amel, gadis cantik yang mayatnya ditelanjangi pelaku dan dimandikan, telah ditemukan tim penyidik.

Yoris, anak dan juga kakak Amel menyatakan ada tiga HP Amel yang hilang yakni IPhone 11, iPad, serta Samsung M12.

Namun, meski besar harapan publik dengan ditemukannya HP Amel kasus pembunuhan sadis ini dapat terungkap, ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan polisi.

Hal ini karena menurut Anjas HP tersebut, yang merupakan barang penting bagi tim penyidik untuk melacak jejak HP tersebut dengan IMEI dan nomor yang dipakai Amel terakhir, kini sudah hancur.

"Koordinat-koordinat dari handphone itu berada di mana saja? Seperti yang sudah aku bahas di video sebelumnya. Ada dugaan ini menurut seorang yang memberikan informasi dari sumber istimewa yang menyatakan di tanggal 18 Agustus bahwa handphonenya Amel yang merk Samsung M12 itu pada 07.30 aktif," kata Anjas.

Youtuber ini menambahkan ada kemungkinan smartphone Amel tersebut dirusak pelaku agar tak dapat lagi menunjukkan titik koordinat.

"Memang agak sulit untuk dikembalikan mungkin sudah dihancurkan sudah di babak belur, simcardnya mungkin sudah tidak ada, dan memang untuk mengembalikan handphone yang rusak seperti itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan," kata Anjas.

"Dibutuhkan waktu yang cukup lama tapi dengan nomor IMEI dan juga handphone yang sudah ada itu merupakan sebuah kemajuan," katanya.

4. Betulkah pelaku dapat kelabui tes kebohongan, atau lie detector?


Pakar Multimedia dan Telematika Roy Suryo.
Pakar Multimedia dan Telematika Roy Suryo.

Pakar telematika Roy Suryo Roy pernah mengatakan bahwa penggunaan alat tes kebohongan pada kasus pembunuh ibu dan anak di Subang itu sudah benar.

"Hanya perlu dilakukan lagi pada subyek-subyek yang terkait dengan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang lainnya, disertai sampel pertanyaan yang lebih bisa ‘menjebak’ jawaban ungkap Roy Suryo, seperti dikutip Desk Jabar.

Ia menambahkan, penggunaan lie detector harus menggunakan peralatan canggih, bukan hanya mengandalkan sensor nadi saja.

Roy Suryo pun mengatakan pelaku, ada kemungkinan sangat profesional dan mengerti tahapan-tahapan penyidikan.

Ia bahkan berani berspekulasi bahwa pelaku, atau oknum mungkin adalah oknum desersi aparat tertentu.

Hal itu disebabkan karena pelaku diperkirakan mengerti tentang ilmu dactyloscopy, atau ilmu terkait identifikasi sidik jari, sehingga bisa dengan sempurna menghilangkan sidik jari di TKP. 

"Tapi At last but not least. Saya tetap percaya yang benar akan tetap benar dan yang bersalah harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Percayalah Gusti Allah SWT tidak sare. Jadi meski sudah menggunakan teknologi macam-macam diatas, tetap berdoa agar diberikan petunjuk dan jalan terang”, kata Roy Suryo.

***

Editor: Muhamad Al Azhari

Sumber: Desk Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x