Kisah 7 Petani Milenial Sukses Tembus Jual Sayuran ke Pasar Supermarket Saat Awal Masa Pandemi

21 Oktober 2021, 14:17 WIB
Hasil pertanian yang di tanam para petani milenial di Desa Ciherang, Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur Jawa Barat, /Foto: beritasubang.com/

BERITA SUBANG - Setelah menelusuri dari gang satu ke gang lainnya yang lebar jalanya cukup dilewati kendaraan roda empat, tibalah rombongan anggota DPR RI Irwan Ardi Hasman di Desa Ciherang, Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur Jawa Barat, Selasa 19 Oktober 2021, sekira pukul 11.30 WIB, sesaat berkumandannya azan salat Zuhur.

Sekelompok anak muda masih dibawah usia 25 tahun telah kumpul di teras rumah yang luasnya 2 x 2,5 meter persegi ditengah awan tebal menyelimuti Desa Ciherang.

Saat kali pertama jumpa, tak terlihat dari raut wajah dan lengannya jika mereka mengarap lahan kosong seluas 6.000 meter persegi yang ditanami sayur mayur.

Bermula dari tangan Fahmi Maulana (23) pada tahun 2016 silam, setamat SMK dirinya ikut menanam sayuran, sekaligus memasarkan makanan penuh serat dan bergizi itu.

Baca Juga: Inovasi Serka Ardian Manulang Kembangkan Rice Milling Untuk Petani di Merauke

Tak disangka mereka ternyata petani milenial yang telah berjibaku mengarap lahan untuk dimanfaatkan sebagai ladang penghasilan, bersama para petani lainya dengan menanam sayuran di desa itu.

"Awalnya saya sendiri, dimulai tahun 2016 begitu saya lulus sekolah dari SMK N 1 Pacet, Cianjur, sebelum tembus ke supermarket saya kirim-kirim sayuran ini ada beberapa perusahaan (sayur-mayur)," ujar Fahmi.

Lalu lanjut dia pada 2019 ada kesempatan memasukan sayuran itu ke supermarket, namun sebelumnya kerjasama dengan orang Jakarta yang hanya berlangsung selama tiga bulan.

"Dari situ saya menawarkan langsung ke toko ke Supermarket itu, Alhamdulillah disitu saya dapat kesempatan, saat itu sudah masuk masa pandemi Covid 19, kebutuhan sayur meningkat disitu ada kesempatan," ungkapnya.

Baca Juga: PT SHS, BNI 46, dan Pupuk Kujang Gelontorkan Dana KUR Rp3,1 Kepada Puluhan Petani Binaan

Setelah dalam perjalanannya Fahmi pun mengandeng kawan-kawannya dari satu almamater sekolah ada tujuh kawanannya, dengan memiliki keahlian masing-masing, untuk terlibat dalam usaha sayur mayur. Mulai menata manajemen, membuat branding, pengemasan lalu pemasaran, semuanya digawangi anak-anak muda.

"Untuk brandingnya kami pakai FRR Fresh Vegetables, sekitar 43 item yang kita suplay dari berbagai jenis tanaman sayur-sayuran," terang dia.

Kedepan kata Fahmi melakukan inovasi dalam hal pemasaran melalui aplikasi online yang tengah dibangun mereka untuk pemasaran agar lebih luas lagi. Adapun sayuran yang di panen para petani untuk dipasarkan antara lain sawi putih, chaisim, pakcho, horenso atau bayam Jepang, Wansui, daun ketumbar, lobak, dan cabe rawit.

"Selain menanam sendiri, kami juga melibatkan para petani lainnya sebagai pemasok dari hasil tanaman di desa sini sebagai mitra," ucap Fahmi.

Baca Juga: Targetkan 5000 Petani Milenial Jabar, Ternyata baru Capai 600 orang

Melihat semangat dan kemauan dari sekelompok kaum milenial itu, Irwan Ardi Hasman pun mencoba untuk membantu mencari solusi dalam hal pemasaran dengan membuka kran-kran untuk pelaku UMKM.

"Kebetulan disini ada anggota DPRD Cianjur Pak Prasetyo Harsanto untuk berkordinasi dengan Pemda setempat, dan untuk nasionalnya kita coba koordinasi ke pihak terkait lainnya, biar pemasarannya meningkat demi perekonomian di desa ini, apalagi masih situasi masa pandemi begini ya," ucap dia.

Irwan Ardi Hasman juga mengatakan perlunya bagi Pemerintah Daerah melakukan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dalam membentuk Rencana Tata Ruang Wilayah atau RTRW dari seluruh luasan lahan.

Hal ini agar bisa dimanfaatkan masyarakat, guna mendukung dan mencegah efek negatif anomali iklim terhadap kebutuhan pangan secara nasional.

Baca Juga: DPR Dorong Pemerintah Manfaatkan Lahan di Cianjur Sebagai Potensi Ketahanan Pangan Bagi DKI Untuk Nasional

Sehingga dicapai ketercukupan pangan nasional, demi kemaslatan masyarakat agar tidak menimbulkan krisis pangan disaat masuk masa era anomali iklim.

"Sekarang ini, kalau dari Tata Ruangnya, pemerintah daerah disini (Cianjur) jangan menghilangkan mata rantai pencarian para petani, misalnya dari sisi kepentingan perkebunan, persawahan dan pertanian," ucap Irwan dalam keteranganya, Rabu 20 Oktober 2021.***

Editor: Edward Panggabean

Tags

Terkini

Terpopuler