Ada 13 kepala keluarga dan 38 jiwa terdampak. Sebanyak delapan orang mengungsi.
Untungnya, tidak ada korban luka apalagi meninggal dunia.
"Dari hasil perhitungan dan pendataan, akibat bencana yang terjadi sepanjang Januari tersebut kerugiannya mencapai Rp190 juta," kata Daeng Sutisna, seraya menambahkan 15 kejadian bencana tersebut tersebar di 11 kecamatan.
Yang paling banyak terjadi di Kecamatan Ciemas dengan empat kejadian, kemudian Kecamatan Nagrak dua kejadian dan masing-masing satu kejadian di Kecamatan Cicantayan, Simpenan, Warungkiara, Cicurug, Purabaya, Cidolog, Cisolok, Kadudampit dan Surade.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi menyatakan belum menerima laporan adanya kerusakan bangunan di Kota Sukabumi, Jawa Barat pasca-gempa magnitudo (M) 4,3 yang berpusat di Kabupaten Cianjur pada Selasa, (24/1) pukul 02.45 WIB.
"Hingga pukul 06.00 WIB tim kami di lapangan masih melakukan pendataan antisipasi adanya dampak akibat getaran gempa Cianjur tersebut, namun kami belum menerima laporan atau informasi adanya kerusakan bangunan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Novian Rahmat Taufik di Sukabumi, Selasa.
Menurut Novian, gempa bumi tersebut getarannya memang cukup kencang dirasakan oleh sebagian warga Kota Sukabumi. Tetapi, karena kejadiannya pada dini hari di mana mayoritas masyarakat sedang terlelap tidur sehingga tidak menyebabkan kepanikan.
Pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan jika mengetahui atau memiliki informasi adanya kerusakan bangunan dampak dari gempa itu agar bisa dengan cepat ditanggulangi.
***
Ikuti berita kami melalui Google News