⏩ KontraS Diminta Klarifikasi Lantaran Sebut Lord Luhut Dibalik Eksploitasi Tambang Emas di Papua
⏩ KontraS, Walhi dkk Ungkap Lord Luhut di Balik Eksploitasi Emas di Intan Jaya Papua
Haris merupakan tokoh senior di KontraS dan ia mengawali karirnya di LSM HAM berskala nasional ini hanya dari posisi sukarewalwan Divisi Advokasi. Kemudian ia pelan-pelan dipercaya menjadi anggota Staf Monitoring & Biro Riset, diangkat menjadi Kepala Dokumentasi Penelitian Biro Kepala Riset, Investigasi dan Biro Database, Wakil Koordinator KontraS, hingga dipercaya menjadi Koordinator KontraS pada 2015.
Haris Azhar memang terkenal berani, di 2016 ia pernah membuat para petinggi Polri dan TNI marah ketika dirinya menyebutkan ada keterlibatan aparat kepolisian dan TNI pada peredaran narkoba yang dilakukan oleh terpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman.
Akibat pernyataan tersebut, Haris dilaporkan ke polisi atas pencemaran nama baik di tahun 2016.
Di kancah internasional, Haris pada 2012-2015, terpilih menjadi anggota Komite Eksekutif Forum-ASIA (organisasi HAM Seluruh Asia) dan pada tahun 2014-2017, ia dipercaya menjadi Wakil Ketua INFID-Indonesia periode 2014-2017.
Jabatan Haris di KontraS berakhir pada tahun 2016.
Usai di KontraS, Haris Azhar memutuskan mendirikan Lokataru di Jakarta bersama sejumlah rekan-rekannya, yakni Eryanto Nugroho, Sri Suparyati, Nurkholis Hidayat, Atnike Sigiro, Iwan Nurdin, dan Mufti Makarim.
Di Lokataru, dimana Haris menjabat sebagai Direktur Eksekutif, dirinya juga banyak bergerak di bidang HAM.
Ada beberapa kliennya yang sering di bela, termasuk pengamat politik Rocky Gerung.